Kaltimku.id, BALIKPAPAN – Sejak diterapkannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim) dari 15 Januari 2021, dampaknya sangat terasa oleh para pedagang atau pelaku UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) yang mengais rezeki di malam hari di kota ini.
“Dampak PPKM yang diterapkan di pusat maupun di kota/kabupaten, sangat terasa sekali oleh para pelaku UKM di Balikpapan,” ujar Ketua GMI (Gerakan Milenial Indonesia) Kaltim Andrie Afrizal kepada awak media usai mengikuti diskusi yang diadakan oleh Dewan Ekonomi Rakyat Atau DER Balikpapan dengan beberapa perwakilan pedagang kaki lima (PKL) dari beberapa tempat di balikpapan.
Dia memahami, penerapan PPKM adalah untuk kepentingan bersama demi mencegah makin meluasnya dan makin bertambahnya warga yang positif terpapar virus corona. Namun begitu, dia juga berharap dan menyarankan kepada pemerintah kota merangkul para pedagang tersebut.
“Saran saya, pemkot mau merangkul para pedagang dengan membentuk satuan tugas atau Satgas Covid Pedagang dalam melawan virus corona,” ujar Andrie yang juga Wakil Sekretaris HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) Kota Balikpapan.
Nantinya, Satgas pedagang itu yang bertanggung-jawab bagi para anggotanya (pedagang) di lokasi mereka menggelar dagangannya masing-masing. Misalnya para pedagang di Kawasan Melawai, Taman Bekapai dan MT Haryono yang disatukan dalam Satgas Covid Pedagang.
“Dengan begitu, para pedagang tidak merasa ditekan selama pandemi dengan penerapan PPKM, karena jam mereka berjualan sangat dibatasi di malam hari,” kata Andrie lagi. “Kasihan mereka (PKL) yang penghasilannya makin menyusut, terutama yang berjualan di malam hari.”
Karena, lanjut Andrie jika para pedagang merasa terlalu ditekan, bisa saja mereka main kucing-kucingan dalam berjualan dan itu akan sangat tidak elok. “Jadi, Satgas Covid Pedagang, itu yang akan bertanggung-jawab jika ada anggotanya yang melanggar protokol Kesehatan (prokes) akan ada sanksinya. Iya, ini saran saya. Pemkot dan para pedagang berkolaborasi dalam melawan wabah ini.”
Saran tersebut diutarakan Andrie usai mengikuti rapat yang dihadiri Ocky Boy Darwis, Limpo, Harun, Chairi, Kartini, Dayat, Novrianda, Akbar, H Upik, Denny, Angga, Andre Wijaya, Ade Fitrian dan Yoan.
Sedangkan Komunitas yang hadir adalah, Dewan Ekonomi Rakyat sebagai inisiator, Ketua KMB (Komunitas Musik Balikpapan) Komeng, Ketua PKL Melawai Betie, Ketua Komunitas Cafe Melawai Mamat, AKSI/SCAI (Specialty Coffe Association of Indonesia) sebagai perwakilan daerah Kalimantan, Hans (Owner Dialog Coffe).
BBC (Borneo Brewers Committee) Kresna Galih (Owner Onix Radio & Coffe Shop), TDA Kurniawan dan Endah, Perwakilan Pedagang Taman Bekapai Kacong, Yayasan YMBB Devi/Ari, HIPMI Balikpapan Iwan Wahyudi.*