Kaltimku.id, BALIKPAPAN – Wabah Covid-19 sudah setahun lebih berlangsung, seluruh sektor mengalami dampak yang sejak pandemi mewabah Kota Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim).
Bukan cuma pada sektor perdagangan, bahkan pariwisata pun semua ikut terdampak, seperti juga Kawasan Wisata Pendidikan Lingkungan Hidup (KWPLH) Beruang madu yang terletak di Kilometer 23, Kelurahan Karang Joang, Balikpapan Utara (Balut).
Saat media ini menyambangi, Mulyana selaku petugas di kawasan wisata Beruang Madu menuturkan jika pengunjung yang datang masih sepi, mengingat pandemi masih belum berakhir.
“Meskipun, beberapa kebijakan sudah dikeluarkan pemkot Balikpapan yang membuka semua tempat wisata yang ada,” tutur Mulyana.
Mulyana menambahkan, sejauh ini perawatan Beruang Madu mengandalkan dana dari yayasan, bantuan pemkot, kemitraan serta donasi sukarela.
“Disini tidak ada tiket untuk masuk, jadi secara otomatis sangat berdampak. Karena jika tidak buka, maka tidak akan ada donasi yang masuk,” ujarnya.
Mulyana menjelaskan, donasi diperuntukan dan dimanfaatkan untuk belanja makan Beruang Madu dan keperluan lainnya.
“Biaya terbesar untuk perawatan beruang madu ini adalah, untuk biaya makan per hari yaitu 40 kilogram buah per hari untuk dua kali makan, biaya madu dua kali dalam seminggu, dan biaya perawatan dari dokter hewan,” tuturnya.
Biasanya Beruang Madu hanya akan makan pada jam 09.00 dan 15.00 WITA. Oleh sebab itu, pengunjung hanya diperkenankan masuk ke area yang sudah ditentukan pada dua waktu itu saja.
Ada cara tersendiri untuk memanggil mereka (Beruang Madu) untuk makan, yakni dengan cara membunyikan lonceng.
“Setiap hari kita observasi mereka dari pola makan dan sisa makan mereka, sebab mereka tidak bisa makan secara bersamaan,” jelasnya.
“Beruang Madu itu sifatnya pemalu, jadi pengunjung tidak boleh berisik selama berjalan di jembatan atau hutan, kalau panik mereka akan langsung pergi,” sambungnya.
KWPLH Balikpapan saat ini menjaga 6 ekor beruang madu, dimana terdapat 2 betina bernama Anna dan Chan, sedangkan 4 ekor sisanya berkelamin jantan.
Luas hutan yang dijadikan untuk Beruang Madu jumlahnya sekitar 1,3 hektare, dimana untuk Beruang Madu kelamin betina saja membutuhkan luasan area sekitar 30 persen dari luas area.
Umumnya, seekor Beruang Madu bisa hidup sampai 30 tahun dengan berat badan bisa mencapai 65 kilogram. Dalam keadaan yang baik, mereka bisa berkembang biak seumur hidup sampai 1-3 ekor anak.*