SEONGGOK pohon Kariwaya besar di Pasar Jumahat Bagambir, Kalimantan Selatan (Kalsel) menyimpan cerita tersendiri. Cerita berbau misteri tentang makhluk halus atau ‘orang gaib’ yang disebut-sebut sebagai penunggunya.
“Boleh percaya dan boleh juga tidak! Pohon Kariwaya itu memang ada makhluk gaib yang menunggunya,” ucap Alui, salah satu warga Bagambir, Desa Bamban Utara, Kecamatan Angkinang, HSS, Kalsel, menguak ceritanya.
Pohon Kariwaya besar di pasar tradisional mingguan setiap hari Jum’at (Jumahat) itu memang rimbun. Sangat anggun dari kejauhan lantaran daunnya sangat lebat dan menjuntai hampir menyentuh tanah.
Namun, bila didekati — sekitar 2 atau 3 meter — terkesan agak angker. Ada semacam aura gaib yang memancar. Akarnya berkelok-kelok seperti tertata apik dan rapi. Cabang-cabang pohon ini pun menjulur ke sana sini seolah menjadi tempat berteduh yang memang nyaman dan ideal.
Siapakah sang penunggu pohon ini? Alui atau nama lengkapnya Kustani menyebut dialah makhluk gaib yang memelihara sarang burung walet. ”Rumahnya warna hijau, dan orang itu juga punya mobil warna merah,” timpal Alui.
Bagaimana ceritanya? Awal ceritanya dari Jani, tetangganya sendiri. Ketika itu, sebut Alui, Jani ditanya oleh rekan kerjanya di perusahan tambang batu bara di daerah Kandangan tentang adanya pengusaha sarang walet yang rumahnya di belakang Pasar Jumahat Bagambir.
”Jani, ikam (kamu) tahukah siapa pengusaha sarang walet di Pasar Bagambir? Rumahnya jar di belakang pasar, dan menjual sarang burung di Banjarmasin tak tanggung-tanggung sampai sepikul (100 kg) beratnya,” ujar Alui menirukan cerita Jani.
Jani pun yang rumahnya berdekatan pasar mengaku sempat bingung. Pertanyaan Udin, rekan kerjanya itu tak terduga sama sekali. Pasalnya, di pasar ini tidak ada sebuah pun rumah milik warga, kecuali di kiri kanan yang jaraknya antara 20 — 100 meter, termasuk rumah Alui.
”Yang ulun (saya) bingung rumah pengusaha sarang itu letaknya di belakang pasar. Padahal, di sana kan tidak ada rumah, kecuali kebun karet saja? Sedang di pojok kanan pasarnya ada Kariwaya besar yang juga dekat dengan kuburan warga,” aku Jani agak bergidik.
Pertanyaan lain lebih mencengangkan lagi. Pengusaha itu menjual sarang burung sampai sepikul atau satu kuintal beratnya. Sebab, setahu dia di daerah Bagambir Bambang Utara, Lok Nyiur Bamban, Desa Pendulangan dan Long Awang tidak ada satu pun pengusaha sarang yang memetik hasil sampai sepikul.
”Itu yang membuat ulun sempat bingung. Siapa juga pengusaha sarang yang berumah di Pasar Bagambir? Karena itu, Ulun berpikir pasti ini ”orang subalah” (orang gaib) yang tunggu pohon Kariwaya itu,” ujar Jani seraya diiyakan Pa Mail.
Pa Mail atau Ismail yang guru salah satu SD pun menambahkan. Beberapa waktu lalu, cerita dia, ada karyawan dealer mobil dan motor di Banjarmasin yang datang ke Pasar Bagambir.
“Karyawan dealer itu menanyakan apakah ada orang yang berumah dan tinggal di Pasar Bagambir. Orang itu membeli mobil Honda Jazz warna merah, dan dia mau antarkan BPKB nya,” cerita Pa Mail.
Setahu Mail, di daerah Bagambir Bamban Utara dan sekitar tidak ada warga yang baru beli mobil. Tapi, karena orang itu disebut tinggal di Pasar Bagambir, maka Mail menyebut pemilik Honda Jazz merah ini tak lain lagi selain penunggu pohon Kariwaya di pasar tradisional ini.
Baik Ismail, Alui atau Kustani dan Jani sama-sama menyebut pohon Kariwaya besar itu memang ada penunggunya. Dialah sang pemilik sarang walet yang disebut-sebut memiliki rumah warna hijau dan mobil merah.
Kehadiran Kariwaya besar itu bagi masyarakat sekitar biasa-biasa saja. Tidak ada hal-hal menyeramkan saat hari-hari pasar. Malah, dibawah pohon Kariwaya nan sangat rindang ini, pedagang – penjual selalu berjejal membeli berbagai macam ikan, sayur mayur dan lainnya.
Namun, menurut Alui, di luar hari pasar tekesan agak seram juga. Terlebih di saat menjelang Maghrib dan cuaca sedang gerimis, pohon Kariwaya yang melindungi lapak-lapak jualan itu seperti memancarkan aura agak angker.
Benarkah penunggu Kariwaya ini memiliki sarang burung, punya rumah warna hijau dan mobil merah? Bisa jadi begitu. Alui sendiri belum memastikan. Maklum, dia tak pernah melihat langsung wujud sang penunggunya.
Namun, isyarat adanya sarang burung di pohon sejenis Beringin atau Waringin ini bisa dilihat hari- hari tertentu. ”Ada hari-hari tertentu, puluhan ribu burung walet ribut beterbangan mengelilingi pohon. Kalau sudah begitu, kami anggap orang halus itu berarti sedang panenan,” cerita Alui dan Jani.
Sejauh mana kebenarannya? Wallahualam! Makhluk alam ghaib itu dipercayai memang ada. Tak bisa dilihat dengan kasat mata, kecuali orang-orang tertentu dan waktu-waktu tertentu pula yang bisa melihatnya. Ah, misterius memang!*
Oleh: JJD