Kaltimku.id, BALIKPAPAN — Jika di tahun-tahun sebelumnya, aliran listrik harus dipadamkan secara sepihak ke pelanggan saat dilakukan perbaikan, dan itu membuat ketidaknyamanan. Namun kini PLN telah mempunyai tim elit yang senantiasa berjibaku di medan pekerjaan dengan risiko tinggi demi pemeliharaan, perbaikan dan penggantian komponen listrik rusak pada Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM), Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET).
Tim berkemampuan luar biasa tersebut disiapkan oleh PLN dengan talenta yang terlatih dan andal dengan kompetensi sertifikasi, yakni sebagai tim Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB). Telah terbentuk pada 10 November 1993 di PLN Udiklat (Unit Pendidikan dan Pelatihan) Semarang, Jawa Tengah yang dikenal dengan Pencanangan Pelaksanaan PDKB di Indonesia oleh Dirjen Listrik dan Pengembangan Energi Prof Dr Artono Arismunandar.
PDKB dinyatakan telah optimal pada 2012, sehingga untuk wilayah Kalimantan terbentuk 3 PDKB yakni PDKB UPT Pontianak, PDKB UPT Kalselteng (Kalimantan Selatan dan Tengah) dan PDKB UPT Kaltimra. “PDKB adalah tim elit PLN yang sudah sangat terlatih di bidangnya,” cetus General Manager (GM) PLN Unit Induk Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Kalimantan (UIP3B) Kalimantan, Abdul Salam Nganro, Senin (20/11/2023).
Berkomitmen memberikan layanan listrik terbaik sehingga ketersediaan listrik berkualitas sebagai kunci untuk menggerakkan ekonomi, PLN dengan PDKB-nya, sebut Abdul Salam, melakukan pemeliharaan dan perbaikan komponen yang mengalami kerusakan akibat gangguan alam, seperti sambaran petir, binatang dan lainnya.
Di Kalimantan sendiri seperti di UPT Kalimantan Timur dan Utara, tim PDKB bergerak dengan menempuh medan dan jarak yang cukup melelahkan menyusuri jalan setapak untuk menuju ke lokasi saluran transmisi Tower 10 Harapan Baru Karang Joang, Balikpapan, Utara Kalimantan Timur.
Di sela kegiatan tersebut sebelum persiapan perbaikan dimulai, Asisten Manager PDKB Unit Pelaksana Transmisi Kalimantan Timur dan Utara (Kaltimra) Mochammad Aziz Shidqi mengatakan, kegiatan saat ini adalah untuk penggantian isolator korosi pada penopang konduktor transmisi Tower 10 SUTT 150 kV (kilovolt) Harapan Baru Karang Joang dari hasil pengecekan melalui land up inspection dan terdapat anomali korosi di satu unit dari enam unit isolator.
“Pemeliharaan ini dilakukan berdasar kondisi yang didapat dari land up inspection,” jelas Mochammad Aziz kepada sejumlah awak media di lokasi tower, seraya mengamati dengan saksama para pekerja melakukan tugasnya, mengganti 11 keping isolator dengan ketinggian tower 33 meter.
Kerusakan isolator, tambah pria asal Tegal itu, selain korosi juga diakibatkan tersambar petir atau ada bagian keping yang hilang diambil orang. Untuk kali ini penggantian terhadap 11 keping isolator pada tower tersebut dilakukan oleh tim yang berjumlah 12 orang, dibagi dua tim, yakni tim Top Crew 6 orang untuk di atas tower dan tim Ground Crew untuk bagian di bawah, pengerjaan berlangsung selama kurang lebih satu jam setengah.
“Dalam perbaikan ini, yang jadi tantangan adalah medan dan cuaca. Jika cuaca hujan demi keselamatan petugas, maka pekerjaan dihentikan, sambil menunggu hujan berhenti dan cuaca kembali memungkinkan untuk melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda,” terang Aziz dengan tutur ramah dan sedikit medok, tipikal orang Tegal.
“Sebelum pelaksanaan penggantian isolator korosi tersebut tim PDKB disiapkan dengan metode hot stick, petugasnya menggunakan full body harnesses, kacamata, helm, sarung tangan dan sepatu safety. Sehingga standarisasi berlaku setelah pengaman tegangan menggunakan stick isolasi yang dibersihkan dan diukur dengan isolation tester. Setelah dipastikan baik maka baru dimulai pekerjaannya,” ungkap Mochammad Aziz.
Aziz Shidqi juga menjelaskannya, untuk Kaltim dengan jumlah 2.500 tower harus dipantau dan setiap tahun sekira 500 tower dilakukan pengecekan oleh petugas Ground Patrol, minimal sekali dalam sebulan. Sedangkan untuk pengecekan dengan naik ke atas tower dilakukan satu tahun sekali.
Menurut General Manager UIP3B Kalimantan Abdul Salam Nganro yang juga hadir ke lokasi Tower 10 Harapan Baru, interkoneksi jaringan transmisi Kalimantan sudah tersambung sepanjang 2.824 Kilometer dengan jumlah 11.600 tower.
“Inilah yang harus kami jaga, apakah cukup dengan petugas PLN yang ada, jawabnya tidak cukup, untuk itu perlu peran serta warga dalam bersama-sama menjaga aset milik negara sebagai obyek vital nasional. Tower ini untuk kepentingan masyarakat, bukan hanya PLN semata, ketika ada tower yang mengalami gangguan, maka yang merasakan seluruh masyarakat, bukan hanya pada lampu namun juga ada bisnis yang tidak berjalan,” terangnya.
“Saat ini beban di Pulau Kalimantan sebesar 1.997 atau 1 Giga, dan kalau dibandingkan dengan tahun lalu, maka pertumbuhannya sudah 13 persen y-o-y. Hal ini menunjukan pertumbuhan ekonomi, dimana masyarakat bisa menikmati listrik dan industrinya bisa berjalan,” tambahnya.
Ditambahkan lagi, sebelum PDKB terbentuk kegiatan perbaikan dan pemeliharaan selalu aliran listrik dipadamkan sementara. Namun saat ini dengan adanya PDKB dengan total personel di Kalimantan 61 orang dengan 3 group yang menangani jaringan dan 2 group menangani Gardu Induk (GI), penanganan perbaikan tanpa harus memadamkan listrik.
Tim PDKB disiapkan dengan memiliki kompetensi dan keahlian yang tinggi. Mereka telah dibekali dengan pelatihan intensif serta PDKB basic dan advance selama enam minggu. Hal itu dilakukan untuk membekali personil dengan kemampuan yang mumpuni, mengingat pekerjaan mengandung kompleksitas dan resiko tinggi. Sehingga sangat mengedepankan konsep zero accident patuh terhadap standar operasional prosedur (SOP), kerjasama tim dan profesionalisme kerja.
Diharapkan Tim PDKB merupakan wujud nyata komitmen PLN dalam upaya memberikan pelayanan terbaik bagi para pelanggan. Keberlangsungan pelayanan menjadikan PLN tetap sebagai pelayan masyarakat yang andal. Di era teknologi canggih inovasi terus dilakukan untuk mewujudkan pelayanan tiada henti.
“PLN UIP3B Kalimantan juga menyiapkan sistem distribusi jaringan yang sedang dibangun di area Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dengan filosofi distribusi jaringan listrik bawah tanah. Konsep ini dikenal dengan Smart, Green dan Beautiful,” pungkas Abdul Salam Nganro.***
Jurnalis: Yun Darojatun