Emak-emak Serbu Penggilingan Daging Langsung jadi Pentolan

Beberapa pekerja muda sedang sibuk dengan tugasnya masing-masing. Ada yang menggiling/menghaluskan daging, memasak pentolan dan lainnya. (kaltimku.id)

Kaltimku.id, BALIKPAPANPenggilingan daging Syari’ah yang langsung bisa menjadikan pentolan bakso di kawasan Pasar Pandansari Balikpapan Barat, Kalimantan Timur (Kaltim), diserbu Emak-emak. Pasalnya, konsumen dimanjakan dengan semua kebutuhan yang diperlukan berkaitan dengan pembuatan pentolan bakso tersedia.

Sejumlah kaum hawa, baik yang berusia muda maupun tua nekat mengantre lumayan lama menunggu giliran daging atau ayam yang sudah dibeli bisa digiling semi halus dan kemudian digiling halus untuk dijadikan pentolan bakso.

Bacaan Lainnya
Ema-ema juga sibuk memilihkan bumbu-bumbu dan campuran lainnya untuk mengadoni pentolan.

“Iya, ini masih nunggu giliran,” sahut salah seorang Ema-ema ketika berdiri berjajar didepan kios/outlet usai membeli daging/ayam kepada ibu penjual yang masih satu tim penggilingan daging semi halus di luar ruangan.

Para perempuan tidak terlepas beberapa lelaki juga ikut mengantre sembari memperhatikan para pekerja yang tampak angat sibuk meladeni puluhan konsumen di ruang terpisah dengan area penggilingan dan perebusan pentolan.

Daging atau ayam yang sudah dibekukan terlebih dahulu dijual dengan harga berbeda. Ada yang 110 ribu perkilogram dan ada juga yang 95 ribu/kilo. Untuk ayam yang sudah tidak bertulang, perkilonya 55 ribu.

Pembekuan daging dan ayam itu setidaknya untuk memudahkan penggilingan yang dilakukan dua kali proses giling agak kasar dan halus. Daging dari gilingan pertama (dua kali proses penggilingan tanpa bumbu), kemudian dipindah atau diserahkan kepada pekerja di ruang sebelah untuk digiling halus bercampur sejumlah bumbu dan lainnya.

Lantas, adonan daging halus diserahkan kepada juru masak untuk dimasukkan kedalam mesin yang keluar sudah berbentuk bulat/pentolan. Ratusan/ribuan pentolan yang jatuh di air agak pasan itu kemudian dimasukkan dipindahkan ke wadah perebusan hingga matang.

Para pekerja yang ditugasi menggiling daging dan memasak pentolan itu usianya masih relative muda. Mereka terlihat gesit sesuai dengan tugasnya masing-masing. Jika pentolan sudah matang, pembeli/pemesang dipanggil sesuai nomor yang dipegang konsumen.

Sepekan menjelang Idul Fitri 1442 Hijriah/2021, penggilingan yang dibuka pukul 06.00 hingga pukul 12.00 itu masih terus diserbu konsumen. “Soalnya praktis, tidak perlu kesana kemari dan langsung jadi pentolan,” ujar Ibu yang mengaku hampir satu jam menunggu giliran.*

Pos terkait