Kaltimku.id, BALIKPAPAN — Pulau Kalimantan dan Sulawesi adalah dua wilayah potensial yang tak terpisahkan dalam industri hulu migas nasional, terutama komoditas gas. Blok Mahakam mencatatkan sejarahnya sebagai blok gas pertama di Tanah Air yang berhasil menembus pasar ekspor di era 1970-an untuk pertama kalinya dan terus berproduksi hingga kini.
Demikian pula dengan Blok Matindok di Sulawesi Selatan. Keberadaan blok-blok migas di kedua wilayah tersebut mengubah lanskap Kalimantan dan Sulawesi yang kini tumbuh maju. Inilah contoh konkret yang menggambarkan bagaimana peran industri migas terhadap pembangunan suatu wilayah.
Masih tingginya potensi cadangan gas di wilayah Kalsul (Kalimantan – Sulawesi) tersebut diharapkan dapat membantu Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) untuk mencapai target produksi 1 juta barel minyak per hari dan gas sebanyak 12 miliar kaki kubik per hari (BCFD) pada 2030.
“Kedua wilayah ini masih menyimpan potensi migas yang besar. Ini merupakan kesempatan bagi industri nasional untuk menjadi raja di negeri sendiri dalam men-support keberadaan sektor hulu, yang di sisi lain juga turut meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal, pemerintah daerah sekaligus APBN,” ujar Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani dalam paparannya di pertemuan Pra Kegiatan Forum Kapasitas Nasional di Balikpapan, Kalimantan Timur.
SKK Migas dan KKKS, lanjut Fatar senantiasa melakukan program pengembangan masyarakat dalam bentuk peningkatan kapasitas dan pendampingan usaha untuk meningkatkan daya saing pemasok nasional atau improvement of national supplier competitiveness. Dengan demikian masyarakat di wilayah operasi dapat memenuhi kualifikasi dan standarisasi kegiatan usaha di sektor penunjang migas.
Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan peran industri penunjang nasional dalam kancah sektor hulu minyak dan gas, SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) kembali memfasilitasi pertemuan para pemangku kepentingan (stakeholder) industri hulu migas di area operasi Pamalu pada tanggal 13-14 Juni 2022 lalu.
Pertemuan tersebut merupakan bagian dari Pra Kegiatan Forum Kapasitas Nasional 2022 yang diselenggarakan di lima kota, yaitu Surabaya (17-19 Mei 2022), Batam (6-9 Juni 2022), Sorong (13-14 Juni 2022), Balikpapan (20-23 Juni) dan Palembang (5-7 Juli 2022), yang masing-masing mewakili area operasi Jawa, Bali, Nusa Tenggara (Jabanusa), Papua dan Maluku (Pamalu), Kalimantan dan Sulawesi (Kalsul) dan Sumatra Bagian Selatan (Sumbagsel).
Sementara itu Plt Deputi Pengendalian Pengadaan SKK Migas, Rudi Satwiko menegaskan SKK Migas sejak 2015 terus mendorong peningkatan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) di industri hulu migas untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat, pemerintah daerah dan juga perekonomian nasional.
“SKK Migas terus berkomitmen agar TKDN di sektor hulu migas nasional terus meningkat. Dan sangat nyata bahwa program pembinaan dan penilaian telah melahirkan banyak industri-industri pabrikan yang berhasil mensubstitusi produk-produk impor,” tegas Rudi.
Dia menjelaskan, SKK Migas berhasil meningkatkan realiasi TKDN barang dan jasa di industri hulu migas sebesar 63 persen pada Mei 2022, meskipun pemerintah hanya menetapkan target 57 persen pada 2022. Nilai perkiraan pengadaan barang/jasa sebesar US$5.200 juta atau setara dengan Rp75 triliun, jika komitmen TKDN 2022 bisa direalisasikan maka diperkirakan sekitar Rp45 triliun pengadaan barang/jasa akan dinikmati oleh industri nasional.
Industri hulu, menurut Rudi, dapat menggerakan sektor industri lain baik UMKM maupun koperasi dan menciptakan nilai tambah serta penerimaan negara yang lebih besar. Munculnya industri lain dan meningkatkan TKDN tak lepas dari peran aktif SKK Migas dalam menjembatani KKKS dan industri jasa penunjang.
Pelaksanaan pra kegiatan Forum Kapasitas Nasional wilayah Kalsul turut hadir Gubernur Kalimantan Timur, Dr. Ir. H. Isran Noor. Ia mengatakan industri hulu migas di Kalimantan Timur telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian masyarakat daerah. Daerah Bontang misalnya, yang dulu hanya didominasi oleh rawa, kini tumbuh pesat menjadi salah satu tujuan wisata. Dan juga banyak masyarakat sekitar yang tumbuh maju melalui usaha-usaha binaan di bawah SKK Migas dan KKKS sehingga menggerakkan roda perekonomian daerah.
“Program pengembangan masyarakat yang dilakukan oleh industri hulu migas sangat membantu Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dalam membangun daerah dan memajukan masyakat sekitar kami,” tegasnya.
Kepala Perwakilan SKK Migas Kalsul, Azhari Idris, mengatakan produksi gas Kalsul memberikan kontribusi sebesar 30 persen dari produksi nasional. Dan angka tersebut dapat terus bertambah seiring dengan adanya sejumlah penemuan cadangan baru di kedua wilayah itu. Dengan demikian, peluang industri nasional untuk terus dapat berperan aktif dalam industri hulu migas masih besar.
“SKK Migas dan KKKS terus mencari peluang-peluang pelatihan serta usaha agar semakin banyak lapangan kerja yang tercipta, memberikan kesempatan kepada pengusaha lokal, usaha kecil menengah (UKM) maupun koperasi untuk mengambil peran dalam mengembangkan industri hulu migas dan industri-industri penunjangnya,” katanya.
Selain menangkap peluang usaha, katanya, SKK Migas dan KKKS juga terus melakukan program pemberdayaan masyarakat (community development) untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Pertamina Hulu Indonesia, Chalid Said Salim mengatakan pihaknya berkomitmen untuk terus meningkatkan kandungan TKDN dalam berbagai proyek-proyek yang digarapnya.
“PHI terus berinvestasi untuk menjalankan operasi migas yang berkesinambungan dan menghasilkan multiplier effect yang signifikan, termasuk mendorong kiprah industri lokal di proyek-proyek migas. Kami pun melakukan beragam inovasi dan memberikan support terhadap industri lokal sehingga mampu menghasilkan produk dalam negeri dengan standar internasional dan sumber daya manusia lokal yang handal. Hingga Mei 2022, pencapaian Realisasi TKDN Gabungan Komitmen Pengadaan sebesar 70,48% dengan nilai sebesar hampir 6 triliun rupiah. Sedangkan Realisasi TKDN Gabungan Capaian hasil verifikasi mencapai 54.19% dengan nilai sebesar hampir 2 triliun rupiah,” katanya.
Sementara itu Kepala Divisi Pengelolaan Rantai Suplai dan Analisis Biaya SKK Migas, Erwin Suryadi, mengatakan dalam forum tersebut SKK Migas menyampaikan kebijakan dan regulasi-regulasi terbaru yang berhubungan dengan aktivitas usaha industri hulu migas.
“Kegiatan ini diharapkan akan mempertemukan para pelaku industri hulu migas dan industri penunjangnya sehingga mereka dapat memanfaatkan peluang terkait pengadaan barang dan jasa hulu migas ataupun pengembangan potensi-potensi masyarakat yang belum digarap maupun perlu ditingkatkan lagi. Kami berharap forum ini juga dapat mendorong peningkatan TKDN dan juga menyerap tenaga kerja di wilayah operasi migas lebih banyak lagi,” katanya.
SKK Migas, tegas Erwin, terus berupaya mendekatkan para pelaku usaha daerah untuk ambil bagian sebagai penunjang industri hulu migas, sekaligus mendorong peningkatkan kemampuan dan kapasitas para pelaku usaha di daerah untuk terlibat lebih jauh di aktivitas industri hulu migas.*
Wartawan: Ariel S