Proyek Kereta Api Borneo Batal, Pemkab PPU Berharap Pelajar Diakomodir KAI

Kepala Bagian Pembangunan Setkab Penajam Paser Utara, Nicko Herlambang
Kepala Bagian Pembangunan Setkab Penajam Paser Utara, Nicko Herlambang

Kaltimku.id, PPU – Tidak adanya tindak lanjut pembangunan Kereta Api Borneo berimbas pada nasib pelajar asal Kalimantan Timur (Kaltim), yang kuliah di Rusia. Sejak tahun 2014 lalu, ratusan pelajar asal Kaltim menempuh pendidikan tinggi dengan jurusan perkeretapian di Negeri Beruang Merah tersebut.

Tercatat ada sekitar 160 pelajar asal Kaltim melanjutkan pendidikan di Rusia untuk mendalami ilmu perkeretaapian yang dibiayai oleh Pemprov Kaltim, sejak delapan tahun silam. Dari jumlah tersebut, lebih dari dua orang pelajar berasal dari Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur (Kaltim).

Bacaan Lainnya

“Itulah yang kita minta teman-teman di Pemprov di Russian Railways bisa memikirkan lagi. Harapan kita anak-anak yang sudah menempuh pendidikan di sana bisa bekerja di industri kereta api,” ucap Kepala Bagian Pembangunan Setkab Penajam Paser Utara, Nicko Herlambang, Senin (7/3/2022).

Ratusan pelajar yang menempuh pendidikan perkeretaapian di Rusia sengaja disiapkan sebagai sumber daya manusia (SDM) penunjang industri kereta api di Kaltim. Namun, seiring batalnya pembangunan rel kereta api Borneo lantaran Russian Railways selaku investor menyatakan mundur, maka nasib mereka belum jelas.

Meski begitu ia berharap, para lulusan jurusan perkeretaapian ini nantinya bisa diakomodir oleh PT. Kereta Api Indonesia (KAI). Sehingga upaya Pemprov Kaltim dalam menyekolahkan pelajar tidak sia-sia.

“Mudahan anak-anak kita ini nantinya bisa difasilitasi untuk gabung ke KAI sebagai operator. Karena, pemerintah pusat juga merencanakan pembangunan rel kereta api di IKN,” ungkapnya.

Sebelumnya, Russian Railways selaku investor menyatakan mundur dari pembangunan kereta api trans Kalimantan. Hal itu dikarenakan pihak Rusia menganggap proyek Kereta Api Borneo kurang menguntungkan. Terlebih, tidak adanya kesepakatan antara pemerintah dengan Russian Railways terkait pemanfaatan jalur kereta.

Selaku investor, Russian Railways menginginkan jalur kereta sepanjang 203 kilometer hanya digunakan mengangkut batu bara. Sedangkan pemerintah daerah berharap bisa digunakan sebagai kereta penumpang.*

Editor: Hary BS

Pos terkait