Kaltimku.id, BALIKPAPAN – Balai Latihan Khusus (BLK) Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim) dijadikan lokasi Pelatihan Potensi SAR di Ketinggian yang diikuti oleh 30 peserta.
Mereka mengikuti pelatihan dari Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), sejak Selasa (16/3/2021), dan akan berlangsung selama tiga hari.
Momen pembukaan pelatihan tersebut dibuka langsung Wali Kota Balikpapan HM Rizal Effendi yang mengenakan seragam khas orange Basarnas. Disaksikan oleh Direktur Bina Tenaga Basarnas, Marsekal Pertama TNI Arif Widianto SAB M Tr (Han) selaku Direktur Bina Tenaga Basarnas.
Hadir mendampingi Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Balikpapan (Basarnas Kaltim) Melkianus Kotta serta Forkopimda (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah) Balikpapan dan kepala dinas terkait.
Rizal Effendi menyebut, pelatihan ini sangat penting. Meskipun tak mengharap terjadi bencana di ketinggian. Namun jika terjadi, menurut undang-undang pemerintah bisa digugat masyarakat, karena dianggap tidak hadir dan mampu mengatasi. Dan harusnya tidak memberikan izin terhadap bangunan yang berpotensi di luar dugaan.
Apalagi Balikpapan kini telah berdiri bangunan-bangunan tinggi. Seperti hotel dan apartemen. Hal tersebut tak sebanding dengan kemampuan Balikpapan dalam upaya pertolongan di ketinggian, baik dari SDM (Sumber Daya Manusia) dan alatnya.
“Ini pentingnya pelatihan ini. Tidak gampang jika terjadi hal di luar dugaan kita,” ucap Rizal Effendi.
Rizal berharap, kepada para peserta dapat menularkan ilmu yang didapat dari pelatihan ini kepada seluruh teman dan masyarakat luas.
“Terima kasih, diakhir masa jabatan saya diberi baju khas Basarnas. Semoga saya bisa ikut bergabung nantinya,” candanya.
Arif Widianto dalam kesempatan itu menuturkan, diklat pertolongan ini terbagi menjadi tujuh model kasus berbeda, diantaranya pertolongan pada kondisi di gedung runtuh atau ketinggian gunung.
Namun begitu, ia berharap usai pelatihan, kemampuan evakuasi tidak berhenti pada personel SAR semata. Melainkan juga ditularkan kepada masyarakat.
“Sehingga masyarakat umum pada gilirannya memiliki sinergitas dengan Basarnas dalam melaksanakan tugas-tugas SAR sesaat ada peristiwa bencana,” imbuh Arif.
Ia pun menegaskan bahwa dalam menjalankan tugas SAR, mesti berpegang pada prinsip kemanusiaan dan untuk kondisi sekarang adalah protokol kesehatan.
Mengenai teknis diklatnya sendiri, ia mengatakan dalam tiga hari ini akan dipecah antara pemberian teori terlebih dahulu dan ditutup dengan pelatihan praktik.
Pelatihan dan praktiknya akan dilangsungkan pada hari terakhir di Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Balikpapan.*