Kaltimku.id, PPU – Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Paguyuban Keluarga Tanah Jawi (DPD Ikapakarti) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur (Kaltim) menggelar Musyawarah Daerah (Musda) ke III. Salah satu agenda penting dalam Musda kali ini, yaitu pemilihan ketua Ikapakarti PPU periode 2021-2026.
Kegiatan Musda Ikapakarti ke III dihadiri oleh 17 orang perwakilan dari masing-masing DPC, DPD dan DPP. Proses pemilihan ketua Ikapakarti diikuti oleh dua orang calon, yakni anggota DPRD aktif, Wakidi dan Kadisdukcapil PPU, Suyanto. Suyanto sendiri tahun ini sudah memasuki purna tugas sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN). Musda ke III yang berlangsung di Aula Masjid Al-Ikhlas Kompleks Islamic Center Nipah-Nipah, turut dihadiri ketua DPP Ikapakarti Provinsi Kaltim, Rusmadi Wongso, Kamis (25/11/2021).
Pemilihan ketua Ikapakarti dengan masa jabatan lima tahun ke depan, melalui musyawarah untuk mufakat. Hal itu sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART). Jika terjadi deadlock maka opsi terakhir melalui voting atau pemungutan suara. Dalam tahapan itu, Suyanto terpilih sebagai ketua Ikapakarti menggantikan ketua sebelumnya,Tohar.
Usai ditetapkan sebagai ketua Ikapakarti PPU 2021-2026, Suyanto mengatakan bakal lebih mempererat tali silaturahmi antar keluarga Jawa. Keberadaan paguyuban suku asal Pulau Jawa juga bakal disatukan dalam satu wadah melalui organisasi Ikapakarti.
“Tujuan saya adalah lebih mempererat persaudaraan keluarga jawa. Dan yang utama menghidupkan seni dan budaya yang berasal dari Jawa,” kata Suyanto yang akrab dipanggil Babe ini.
Selain seni budaya, sosial ekonomi juga menjadi agenda penting dalam upaya menyejahterakan masyarakat. Meski faktor itu juga dipengaruhi kondisi anggaran. Mengingat, selama ini Ikapakarti hanya sebuah wadah mempererat tali silaturahmi antara warga Jawa.
Upaya menggabungkan paguyuban suku-suku dari Pulau Jawa sejauh ini terkendala legalitas. Banyak paguyuban di PPU belum memiliki badan hukum. Sehingga masih sulit ditampung dalam satu wadah, yakni Ikapakarti.
“Masalahnya konsulidasi dan koordinasi yang belum dilakukan. Dan kita ini kan perlu ada pengakuan. Semoga penyatuan paguyuban untuk mempererat tali silaturahmi bisa cepat direalisasikan,” imbuhnya.*
Editor: Hary T BS