Kaltimku.id, BARABAI — Momen peringatan Isra Mi’raj dan Haul ke-17 KH Muhammad Zaini bin Abdul Gani atau Abah Guru Sekumpul cukup semarak di Masjid Keramat Palajau, Kecamatan Pandawan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan (Kalsel), Jumat (11/2/2022) malam.
Maraknya momen keagamaan ini lantaran ribuan jamaah datang memadati masjid tertua dan bersejarah di Kalsel ini. Jamaah pria-wanita dan anak-anak itu datang dari berbagai penjuru kampung dan desa terdekat, termasuk dari Kota Barabai.
Sontak masjid Keramat Palajau, masjid yang selalu diziarahi setiap pejabat baru di level kabupaten dan provinsi Kalsel penuh sesak dijejali jamaah. Jamaah meluber ke pelataran, halaman dan bahkan ke jalanan umum yang mau tak mau harus ditutup total.
Tidak ada insiden yang terjadi. Semua jamaah yang rata-rata mematuhi protokol kesehatan duduk dengan tertib dan bersila mengikuti prosesi rangkaian Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW, dan Haul ke-17 ulama kharismatik dari Martapura, Abah Guru Sekumpul.
Uraian hikmah Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW sendiri dipaparkan oleh Habib Najib bin Hasyim Al Habsyi dari Probolinggo, Jawa Timur. Habib Najib yang ditemani Pimpinan Majelis Dzikir Ar Raudhah dari Pemangkih, KH Taberani itu menekankan pentingnya kewajiban shalat lima waktu yang dibawa dan diajarkan oleh Rasulullah Muhammad SAW.
Sedang prosesi Haul Abah Guru Sekumpul yang wafat dalam usia 63 tahun pada 2005 dipimpin oleh ustadz Mashudi, Pengasuh Ponpes di Simpang Tiga/Telaga Kangkung, Palajau. Posesinya diawali pembacaan tahlil, dzikir dan doa.
Ribuan jamaah pria dan wanita yang duduk bersimpuh dengan tekun mengikuti paparan tauziah dari Habib Najib yang ditayangkan melalui layar lebar dari awal hingga akhir. Mereka pun rata-rata mendapat bingkisan nasi bungkus yang dibagikan oleh para relawan.
Tak hanya itu. Para jamaah dari hulu dan hilir pun disediakan warung gratis dengan aneka makanan dan minuman. “Di Simpang Empat Palajau dibuka warung gratis. Minuman dan makanannya lengkap, tinggal pilih,” ujar Akhmad Fuad kepada awak media ini.
Lantas di Hulu Masjid sendiri, Keluarga Hasbullah juga membuka warung gratis di pelataran rumah. Di sini, di rumah Hj Mas Amberah, tersedia minuman dan pisang goreng dan tempe panas yang sekali bangkit langsung habis diserbu jamaah dan para relawan.
Semua rangkaian acara sukses aman dan lancar. “Alhamdulillah, semua rangkaian acara sukses. Saya pantas menyampaikan terima kasih kepada semua pihak, yang telah membantu dan berpartisipasi menyiapkan konsumsi dan lainnya hingga sukses,” ucap Supriadi, Ketua Panpel yang Badan Pembina Masjid Keramat Palajau ini.
Masjid Keramat Palajau diketahui sebagai masjid tertua dan bersejarah di Kalsel. Dibangun sekitar abad ke-13 atau 14 M, masjid ini menjadi tempat perlindungan yang aman bagi masyarakat dari sergapan kaum penjajah Belanda.
Kenapa? Setiap penjajah Belanda mau masuk masjid, ceritanya, maka Belanda spontanitas muntah darah. Karena itu, masjid ini diberi nama sebagai Masjid Keramat dan sampai sekarang masih diziarahi oleh setiap pejabat yang baru bertugas di lingkup Provinsi Kalsel.*
(JJD, Wartawan Senior Kalimantan)