Kaltimku.id, PARINGIN — Pemkab Balangan tak tinggal diam menyikapi tingginya isu stunting atau kasus anak balita yang pertumbuhannya terhambat. Semua pihak harus kolaborasi mempercepat penurunan angka stunting di Balangan, Kalimantan Selatan.
Bupati Balangan, H Abdul Hadi menghendaki demikian. Dia pun sudah memiliki komitmen kuat dan konvergensi pencegahan dan percepatan penurunan isu stunting ini.
Tekad dan keinginan Bupati Hadi ini menyikapi arahan dan harapan Wakil Presiden, Ma’ruf Amin, melalui Forum Nasional Stunting 2021 secara virtual, belakangan ini.
“Balangan terus berbenah untuk bisa menekan stunting. Karena itu, semua pihak baik lintas SKPD, Camat, Kepala Desa dan masyarakat harus sama-sama berbuat mempercepat penurunan stunting,” ujar Bupati Hadi melalui pesan WA, Ahad, 19 Desember 2021.
Balangan sebagai kabupaten terkaya di Kalsel seperti diketahui menduduki urutan tertinggi kasus stunting, selain Tabalong dan Hulu Sungai Selatan (HSS). Itu laporan BKkBN Kalsel pada forum nasional stunting yang juga melibatkan semua Kepala Daerah.
“Ada tiga kabupaten di Kalsel yang tertinggi kasus stunting dan perlu penanganan,” lapor Kepala BKKBN Kalsel, Ramlan, seraya menyebut Balangan mencapai 52 persen, Tabalong (44 ), HSS (44) dan kasus terendah Kotabaru sebesar 15 persen.
Tiga kabupaten tertinggi kasus stunting ini, sebut dia, karena pola makan (gizi) keluarga yang salah ketika hamil. Lantaran itu pertumbuhan atau perkembangan si anak terhambat seperti badannya tetap saja rendah.
Terkait tingginya isu stunting atau kasus pertumbuhan “manusia kerdil” itu, maka Pemkab Balangan harus berbuat. Harus melakukan konvergensi pencegahan atau sekurangnya berupaya mempercepat penurunannya secara terintegrasi.
Kepala Balitbang Bappeda Balangan, Rahmadi Yusni juga mengakui masalah ini. Dia menyebut persoalan ini termasuk target utama tim sunting yang ada di kabupaten Balangan.
“Mudahan tahun depan (2022) sudah turun minimal tidak lagi tertinggi di garis tengah. Bila perlu di garis paling bawah angkanya juga turun drastis,” harapnya dalam perbincangan terpisah.*
(JJD, Wartawan Senior Kalimantan)