Kaltimku.id, BALIKPAPAN – Sungguh ironis. Tugu Demonstrasi 13 November 1945 posisinya makin tersudut, setelah dipindahkan dari tempat asalnya oleh pihak Pertamina Kota Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim).
Dimana pun, di dunia ini, lazimnya bangunan sebuah tugu bagi para pejuang senantiasa dihargai sebagaimana mestinya. Tapi tampaknya tidak untuk Tugu 13 November 1945 yang berlokasi di atas lahan milik Pertamina, Karang Anyar, Balikpapan Barat.
Tugu tersebut terkesan dibangun seadanya, setengah hati. Bahkan saat ini, di seputaran tugu telah ada pula berdiri tempat usaha pencucian kendaraan bermotor.
Kondisi itu memantik beberapa keturunan pejuang kota ini, seperti Maulidin, cucu seorang pejuang yang lantas melontarkan uneg-unegnya.
“Sebagai warga dan juga pemerhati Kota Balikpapan, ada beberapa persoalan belum klir, misal dengan Pertamina. Saya sebenarnya kecewa sekali,” kata Maulidin, Senin (15/3/2021).
Salah satunya, kata mantan anggota DPRD Kota Balikpapan, itu tidak digubrisnya RDP (Rapat Dengar Pendapat) dengan Komisi 4 DPRD Kota Balikpapan, beberapa bulan lalu.
“Yang seharusnya Pertamina, LVRI (Legiun Veteran RI dan PPM (Pemuda Panca Marga) bertemu soal monumen 13 November yg dipindahkan dari tempat asal yg masuk area pembangunan proyek RDMP Pertamina ke area Balai Gembira, bangunan tidak sesuai dengan harapan kita,” ujarnya dengan nada kecewa.
Lebih parahnya lagi, beber Maulidin, di sekitar area monumen tersebut dibuat tempat pencucian mobil/motor yang tentu saja mengurangi makna juga nilai historis dari tugu yang dibangun untuk menghargai dan mengenang perjuangan para pejuang kota ini di masa penjajahan silam.
Untuk itu Maulidin berharap, begitu juga dengan anak keturunan para pejuang Kota Balikpapan, agar pihak Pertamina bersedia bertemu dengan pihak LVRI dan PPM di ajang RDP DPRD Kota Balikpapan, membahas kondisi monumen yang tampak kian tersudut itu.*