Kaltimku.id, BARABAI — Wakil rakyat di DPRD Kalsel (Kalimantan Selatan), Athaillah Hasbi “mudik” ke Kota Barabai, Kamis (23/12/2021). Dia action menggelar sosialisasi wawasan kebangsaan (wasbang) ke kalangan santri di wilayah Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalsel.
Sosialisasi wasbang terkait pentingnya kesadaran memahami arti ideologi Pancasila, UUD ’45, dan NKRI, itu dipusatkan di Pondok Pesantren Raudhatul Muhibbin, Desa Ilung, Kecamatan Batang Alai Utara (BAU), HST.
Kenapa para santri dan santriwati yang jadi sasaran sosialisasi? “Ideologi Pancasila itu penting untuk terus digaungkan dan dipahami masyarakat Banua, terutama generasi muda atau kaum milenialnya,” ujar Athaillah.
Politikus Partai Golkar ini menyebut, generasi muda, termasuk santri dan santriwati perlu juga memahami wasbang untuk menangkal masuknya paham-paham radikal. Paham yang bisa melemahkan ideologi Pancasila, UUD ’45, Kebhinnekaan dan NKRI.
“Sekarang anak-anak kita rentan dengan paham-paham radikal. Sebab, berbagai informasi yang sesat menyesatkan sangat mudah mereka dapat melalui perangkat handphone atau internet,” tambah pria kelahiran Barabai tahun 1976.
Berkaitan itu, dia menghendaki orang tua sebagai pendamping anak jangan tinggal diam. Wajib memantau kegiatan dan perilaku anak di era kemajuan teknologi dan informasi sekarang ini.
Sosialisasi wawasan berbangsa dan bernegara di Ponpes ini mengundang para pakar, tokoh dan aktivis sebagai narasumber. Mereka adalah Fahriansyah, Badaruddin, dan mantan Ketua KPU HST, M Aini.
Fahriansyah menyebut, nilai-nilai kebangsaan penting ditanamkan ke generasi muda. “Kita berharap empat pilar berbangsa dan bernegara itu bisa dipahami mereka. Sehingga mereka bisa menangkal paham radikal yang mulai menyusupi ke semua lini masyarakat Indonesia,” ucap pria yang akrab disapa Fahri Abadan.
Masuknya paham radikal, urai Fahri, bisa melalui pemahaman agama yang kurang pas oleh sebagian pemuka agama. Karena itu, dia mengimbau masyarakat untuk menggunakan akal sehat agar terhindar dari pemahaman yang salah.
Lantas Badaruddin, mantan aktivis kelahiran 1976 pun menyebut senada. Menurut dia, ideologi Pancasila dan wasbang memang perlu disosialisasikan dan ditanamkan ke generasi muda sejak dini.
“Jika tidak dimulai sejak dini, ke depan dikhawatirkan para penerus bangsa ini tidak mengerti dasar negara Indonesia,” katanya sambil menyebut empat pilar dasar negara yang wajib diketahui adalah Pancasila, UUD ’45, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI.
Sosialisasi ini disambut gembira para santri, santriwati dan pembinanya. Pengasuh Ponpes KH Fadillah menyampaikan terimakasih atas kunjungan dan sosialisasi ilmu tentang berbangsa dan bernegara.
“Kami juga menyampaikan terimakasih atas adanya bantuan pribadi dari Pak Athaillah Hasbi. Mudahan bantuan ini bermanfaat untuk pembangunan dan kemajuan Ponpes Raudhatul Muhibbin,” katanya seraya diamini Athaillah dkk.*
(JJD, Wartawan Senior Kalimantan)