Dokter Meldy: Waspada Penyakit Pencernaan dan Kulit Pasca Banjir

Kaltimku.id, BARABAI – Dokter Spesialis Penyakit Dalam (Sp.PD) di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Meldy Muzada Elfa meminta masyarakat Kota Barabai dan sekitar untuk mewaspadai munculnya penyakit pencernaan dan kulit pasca banjir.

“Mayoritas kasus yang banyak ditemui saat banjir dan pasca banjir adalah penyakit pencernaan dan kulit,” tulis Meldy melalui pesan WA kepada awak media ini, Rabu, 1 Desember 2021.

Bacaan Lainnya

Meldy yang bertugas di RSUD Ulin Banjarmasin itu menyebut, penyakit ini muncul karena akses atau suplai air bersih yang kurang. Sehingga tidak sedikit warga yang memanfaatkan air banjir untuk mandi, sikat gigi, mencuci pakaian, peralatan makan, dan bahkan kadang minum.

“Ini yang memicu penyakit pencernaan akibat bakteri atau virus masuk ke saluran cerna. Sedang airnya tidak benar-benar bersih sebagaimana air pasokan PDAM,” urai dokter muda asal Desa Palajau – Barabai itu.

Kondisi Barabai

Menurut Meldy, karena masyarakat juga tetap beraktivitas walau dalam kondisi banjir menyebabkan munculnya penyakit kulit. Misalnya seperti kutu air, alergi kulit, infeksi kulit dan jamur.

Terkait penyakit ini, ia berharap Pemkab HST (Hulu Sungai Tengah) melalui BPBD, Dinas Kesehatan, petugas lapangan, aparat dan relawan memberikan porsi khusus. Mencegah hal-hal ini lebih banyak lagi.

Caranya distribusi air bersih untuk minum (gelas kemasan, botol, galon) mau pun air bersih skala besar (tangki air) harus dilakukan. Lantas pemberian sabun cuci pakaian, sabun cuci piring, sabun mandi, dan peralatan sikat gigi lainnya juga tak kalah penting diperhatikan.

Persoalannya, kadang bantuan-bantuan itu terfokus pada makanan saja melalui dapur umum. Maka, akhirnya kebutuhan MCK (mandi, cuci dan kakus) yang juga dibutuhkan warga terdampak banjir justru terabaikan.

Dokter yang sering jadi narasumber di beberapa media televisi lokal Kalsel menghendaki adanya koordinasi yang baik dalam hal pendistribusian bantuan. Terutama selama masa tanggap darurat banjir Barabai.

“Koordinasi itu penting dilakukan, ketika relawan dari berbagai organisasi hendak mendistribusikan bantuan. Pemda harus memfasilitasinya dan menambahkan bantuan-bantuan yang dibutuhkan, sehingga semua bantuan berjalan efektif dan efisien,” ujarnya seraya mengaku ia sendiri terpanggil menyikapi ihwal bencana banjir besar yang merendam Kota Barabai.*

(JJD, Wartawan Senior Kalimantan)

Pos terkait