Kaltim ku.id, BALIKPAPAN – Raibnya air di Waduk Telaga Sari yang berada di kawasan Jln Piere Tendean – Martadinata, Balikpapan Tengah, Kalimantan Timur (Kaltim) sejak Senin (17/5/2021) masih menjadi misteri.
Selain keringnya air waduk, ikan-ikan yang biasanya ramai dipancing oleh warga, juga ikut menghilang. Kemungkinan larut bersama air atau terbenam di dalam lumpur waduk.
Keadaan ini menjadi tontonan sejumlah warga yang juga merasa heran, karena dalam sejarah waduk yang sudah berumur ratusan tahun, baru kali ini mengalami kekeringan secara mendadak.
Walikota Balikpapan, HM Rizal Effendi, Selasa (18/5/2021) meninjau untuk melihat langsung kondisi Waduk Telaga Sari yang mengalami kekeringan bersama juga Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU), Andi Yusrie Ramli.
“Hilangnya atau mengeringnya air Waduk Telaga Sari memang masih belum dapat diketahui penyebabnya secara pasti,” tutur Yusrie Ramli di sela-sela peninjauan.
Senin kemarin, kata Yusrie, pihaknya telah melakukan komunikasi bersama pihak Balai Wilayah Sungai Kalimantan 4 Samarinda, Kaltim terkait permasalahan yang terjadi di Waduk Telaga Sari.
Waduk Telaga Sari yang memiliki daya tampung sebanyak 51.000 M³ pada tahun 2007 silam jebol di sisi arah Gunung Sari Ilir, dan setelah kejadian tersebut waduk dilengkapi dengan pintu air dan Speed Way yang berfungsi untuk mendeteksi kondisi waduk setiap saat.
Kabid Sumber Daya Air dan Drainase DPU Balikpapan Rita menyampaikan dari hasil analisa sementara yang menyebabkan penyusutan debit air yang terdapat di dalam waduk, karena adanya rembesan melalui dasar pondasi pelimpah bendali. Tentu saja hal ini harus dilakukan investigasi untuk memperkuat dugaan tersebut.
Ia juga menyampaikan, sedikitnya terdapat 10 titik rembesan yang menyebabkan penyusutan secara cepat debit air waduk.
Secara teknis, rembesan yang melalui dasar pondasi pelimpah atau yang lebih dikenal dengan Piping. Jika piping terjadi secara terus menerus, maka akan membawa material pondasi akibat perbedaan tekanan air hulu dan hilir pelimpah dan akan menyebabkan boiling.
“Bila terjadi boiling, maka aliran air akan keluar dari waduk ke hilir seperti dialirkan melalui pipa, sehingga terjadi penyusutan debit air secara cepat,” urainya.
Dalam waktu dekat, sebut Rita, pihaknya akan melakukan pengamanan di sekitar area waduk dan fasilitas pendukung waduk, khususnya pelimpah dan tanggul yang terdapat dalam waduk, saluran pembuang dan penguras.
Rita juga mengingatkan agar pihak yang tidak berkepentingan dilarang masuk ke dalam area waduk. “Kami mohon pihak-pihak yang tak berkepentingan jangan masuk ke dalam waduk untuk mengindari hal-hal yang tak diinginkan.”*
Wartawan: Ariel S