Kaltimku.id, PPU – Kasus tewas akibat tenggelam di wilayah kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur sudah kerap terjadi. Sepanjang tahun 2021, dua orang meninggal karena tenggelam saat mancing.
Data terakhir, seorang pemuda tewas saat berniat memancing di kawasan jembatan kayu pantai Tanjung Kelurahan Tanjung Tengah, pada Minggu (4/4/2021). Diduga, pemuda berstatus mahasiswa tersebut kelelahan dan terbawa arus saat berenang menyebrangi jembatan rusak untuk memancing.
Kasus tewas akibat terbawa arus laut menjadi perhatian pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten PPU. Kepala BPBD PPU Marjani mengatakan, penggunaan life jacket (pelampung) penting untuk meminimalisir resiko tenggelam.
“Secara umum kami sudah mensosialisasikan penggunaan life jacket. Alat keselamatan itu penting untuk menjaga jangan sampai tenggelam,” kata Marjani, Senin (5/4/2021).
Selain menggalakan penggunaan jaket pelampung, BPBD juga berencana mengaktifkan posko keselamatan yang di bangun di titik-titik (lokus) konsentrasi masyarakat saat beraktivitas di area pantai. Tidak hanya areal pemancingan, posko keselamatan juga diharapkan ada di lokasi wisata pantai milik swasta.
“Masih kami koordinasikan. Apakah nanti berada di kami atau di instansi yang terkait, seperti pariwisata ataupun perikanan,” jelasnya.
Disamping memantau aktivitas masyarakat yang berada di laut, posko keselamatan juga menyediakan alat-alat keselamatan. Hal itu untuk meminimalisir kasus tenggelam kembali berulang.
Untuk diketahui, Yazid Fahmi warga Kelurahan Petung Kecamatan Penajam, ditemukan tewas mengambang, pada Minggu kemarin sekira pukul 09.00 Wita. Yazid yang berniat memancing di area dermaga kayu terseret arus saat menyeberang jembatan dengan cara berenang.
Kasus meninggal di laut juga menimpa M. Zainal (25). Warga Sesumpu itu ditemukan tewas saat mencari ikan pada 19 Februari lalu.*
Editor : Herry T BS