Kaltimku.id, BARABAI — Dua desa dari dua kabupaten di Kalimantan Selatan (Kalsel) — Hulu Sungai Tengah (HST) dan Hulu Sungai Selatan (HSS) — dicanangkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI sebagai Kampung Budidaya ikan Gabus atau iwak Haruan.
Pencanangan atau pemetaan (ploting) “Kampung Haruan” ini setelah KKP melakukan penilaian dan pemilihan dari 130 desa di Indonesia tahun 2021. Dari situ, Desa Mahang Baru, Kecamatan Labuan Amas Selatan (LAS), HST, terpilih sebagai kampung budidaya ikan haruan (Channa striata) ini.
“Desa Mahang Baru terpilih dari 130 Desa yang ada di 128 kabupaten/kota di Indonesia. Itu artinya di Kalsel cuma di HST dan HSS yang ditetapkan sebagai Kampung Haruan,” ucap Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan HST, H M Yuserani.
Bicara kepada wartawan di Kota Barabai, Kamis (13/1/2022), ia melukiskan, upaya merintis Kampung Haruan itu dimulainya sejak tahun 2019. Saat itu para petani budidaya iwak jenis ini cuma memiliki 11 buah kolam.
“Tahun 2021 kita mendapatkan bantuan 38 unit kolam melalui Dana Insentif Daerah (DID) untuk dua Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) di Mahang Baru, yakni Mina Karya Polantan dan Mekar Jaya,” urainya.
Menurut dia, karena dicanangkan sebagai Kampung Haruan, maka tahun 2021 pula HST kembali mendapat bantuan dari KKP melalui Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Mandiangin berupa kolam revitalisasi pembenihan. Penyerahannya dilakuan saat upacara Hari Jadi Kabupaten HST ke-62 yang diterimakan oleh Bupati Aulia Oktafiandi.
“Kolam revitalisasi itu berupa sarana dan prasarana Unit Pembenihan Rakyat (UPR) dan Hatchery Skala Rumah Tangga (HSRT) ikan Haruan untuk Pokdakan Mufakat di Desa Mahang Baru,” katanya seraya menimpali kolam revitalisasi ini lengkap dan tersentralisasi mulai dari kolam induk, kolam pemijahan dan kolam pakan alami.
Selain itu, para Pokdakan juga dilatih secara intensif. Latihan terkait budidaya ikan agar mereka mendapatkan sertifikat Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB), cara mengolah ikan haruan dengan nilai ekonomis tinggi, seperti menjadikannya abon dan albumin yang saat ini diperlukan di dunia farmasi,” katanya.
Ikan gabus juga, sebut Yuserani, saat ini di Kalimantan mempunyai nilai ekonomis tinggi dan menjadi salah satu indikator inflasi. Karena itu, ditetapkannya Kampung Haruan diharapkan bisa memenuhi ketersediaan ikan dan meningkatkan ekonomi masyarakat.
“Permintaan pasar terhadap ikan haruan ini sebenarnya sangat tinggi. Sedang untuk memenuhi kebutuhan di daerah kita sendiri saja belum cukup karena ikan haruan di alam bebas sudah susah dicari,” katanya.
Menurut dia, Pemkab HST terutama Bupati Aulia angat mendukung pencanangan ini. Malah, Bupati Aulia berkomitmen akan terus mengembangkannya karena akan bisa menjadi ciri khas kabupaten secara nasional di Indonesia.*
(JJD, Wartawan Senior Kalimantan)