Kaltimku.id, BALIKPAPAN – Sejak awal diterapkannya Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat-Level 4 hingga saat ini dirasakan sangat berpengaruh bagi sebagian besar pengemudi (driver) ojek online, khususnya di wilayah Kota Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim).
“Waduh, sangat berpengaruh sekali bagi saya, termasuk teman-teman saya,” aku Rendy Sihombing, ketika disinggung seberapa besar dampak diterapkan PPKM sejak awal hingga masuk PPKM Darurat-Level 4, Selasa (17/8/2021).
Pengaruhnya, ungkap lelaki agak jangkung itu, sejak diterapkan PPKM hingga sekarang ini dalam satu jam orderannya hanya sekitar 3, tidak lebih. “Itupun ordernya kebanyakan obat-obatan, vitamin dan makanan,” terang Rendy, panggilan akrabnya.
Kalo dulu, sambung pria kelahiran April 2000 silam ini, orderannya beragam dan dalam satu jam bisa mencapai 5-6 kali atau sehari mencapai 25-29 kali orderan. “Sampai sekarang ini masih belum ada perubahan juga. Sehari orderannya sekitar 20-an. Ya, tapi mau diapakan lagi. Namanya rejeki, kita syukuri aja,” tuturnya pelan.
Yang tidak kalah memprihatinkan lagi bagi salah seorang mahasiswa Universitas Mulawarman (Unmul), Samarinda semester 6 ini, selama pandemi ada beberapa penumpang yang tidak jujur dengan kondisi kesehatannya.
“Waktu itu saya dapat orderan menjemput penumpang. Penumpang saya tidak jujur. Tidak jujurnya itu, dia sebenarnya positif Covid, tapi waktu saya antar pulang dari periksa (swab) dalam perjalanan dia tidak bilang kalau dia positif. Sampai di rumahnya baru dia bilang kalau dia positif,” ungkap Rendy, menceritakan salah seorang penumpangnya.
Saat diceritakan kalau mantan penumpangnya seorang ibu itu positif, Rendy yang menjadi driver ojol sejak 2018 lalu ini terkejut tidak kepalang. “Saya tanya, kenapa ibu tidak bilang sebelumnya. Tapi, si ibu itu bilang, saya habis periksa dan dibilang positif,” kenang Rendy yang mengaku sudah vaksin dua kali.
Bahkan, tambah anak pertama dari tiga bersaudara itu, si ibu itu sebenarnya disuruh menunggu mobil ambulan untuk diantarkan isolasi di salah satu rumah sakit, tapi dia buru-buru keluar dari ruang pemeriksaan tanpa diketahui petugas dan menumpang ojol yang sudah disorder sebelumnyanya.
“Untung saya pakai masker liga lapis,” ucap pengemudi ojol yang sekarang ini sedang Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kantor Kelurahan Gunung Bahagia, Balikpapan Selatan. Kendati pria berusia 20 tahun ini sedang KKN, tapi dia tetap mengabdi sebagai pengemudi ojol.
Berkat ketekunannya, salah seorang warga kawasan Batakan ini, mengaku sudah bisa membeli rumah dengan angsuran. “Lumayan, pelan-pelan sudah bisa beli rumah dan biaya kuliah,” ucapnya sembari tertawa kecil ketika berbincang di sebuah bengkel motor.*