Kaltimku.id, BALIKPAPAN – Dibalik gemerlap Kota Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim) yang dinakhodai H Rahmad Mas’ud sejak 31 Mei 2021, ternyata dari 600 ribu lebih warganya, masih ada yang sehari-hari hidup dengan kemiskinan yang begitu pepat.
Dia adalah Seneng, tercatat sebagai warga di lingkungan RT 03, Kelurahan Karang Joang, Balikpapan Utara (Balut). Perempuan baya itu hidup bersama anaknya, tidak memiliki tempat tinggal sendiri. Cuma menumpang di tanah milik orang lain yang dibangunkan gubuk untuk tinggal, yang sewaktu-waktu, jika pemilik tanah ingin menggunakannya, Seneng dan keluarganya harus pindah. Sungguh ironis.
Warga pindahan dari Salok Api, Samboja, Kutai Kartanegara (Kukar) itu memang sudah hampir dua puluh tahun menetap di Kota Balikpapan. Namun belum tercatat sebagai warga kota, karena belum memiliki kartu keluarga (KK) Kota Balikpapan.
Jangankan rumah tempat tinggal, untuk makan sehari-hari Seneng harus kerja serabutan, agar bisa memenuhi kebutuhannya. Apalagi baru 10 hari suaminya meninggal dunia, kian menambah kepiluannya.
Anggota DPRD Kota Balikpapan Syarifuddin Oddang tak bisa menahan hati untuk tak mendatangi dan melihat langsung kehidupan keluarga Seneng di RT 03 Karang Joang. Oddang memberikan bantuan berupa papan triplek, semen dan pasir. Semua itu untuk merehab rumah atau gubuk Seneng.
“Melihat kondisi ibu Seneng dan anaknya, patut dibantu. Kami berikan triplek, pasir dan semen. Untuk pengerjaanya dilakukan secara gotong-royong oleh warga RT 03,” ujar Syarifuddin Oddang, Minggu (15/8/2021) saat melihat langsung kediaman Seneng.
Anggota Komisi III DPRD Kota Balikpapan itu mengungkapkan, rehab gubuk yang ditinggali Seneng, tidak bisa diperbantukan oleh pemerintah karena rumah tinggalnya bukan milik sendiri, meski sudah hampir 20 tahun berdomisili Balikpapan, di daerah Karang Joang, tetapi belum tercatat sebagai warga Kota Balikpapan.
Untuk itu, Oddang juga meminta Seneng segera mengurus administrasi surat pindah dari Kelurahan Salok Api Samboja ke Kota Balikpapan, sehingga pemerintah tidak kesulitan untuk menyalurkan bantuan. “Jadi jangan sampai beranggapan tidak diperhatikan pemerintah karena terkendala administrasi,” imbuh politikus Partai Hanura Kota Balikpapan itu.
Seneng dengan suara terbata-bata menyampaikan terima kasih atas bantuan yang diberikan anggota DPRD Kota Balikpapan. Dirinya berjanji akan tetap merawat gubuknya, meski berdiri di atas tanah bukan miliknya.
“Saya tidak punya tanah, pemilik tanah berikan ijin untuk tempat tinggal, dan itu saya Sangat berterima kasih,” kata Seneng dengan suara pilu dan raut wajah sedih bercampur bahagia telah mendapatkan bantuan bahan rehab rumah.
Meski belum terdaftar sebagai warga Kota Balikpapan, ternyata Seneng dan keluarganya mendapat bantuan berupa beras setiap bulan, namun saat ini dibantu setiap tiga bulan sekali. “Kami dapat bantuan beras. Itu yang sangat kami butuhkan, meski tak ada lauk pauknya, tapi ada beras, kami tetap bisa makan. Iya, kami cuma bisa berterima kasih,” tutur Seneng di hadapan Oddang yang juga tampak menahan haru.*
Wartawan: Ariel S