Kaltimku.id, PPU – Pembelajaran Tatap Muka (PTM) secara terbatas sudah diterapkan di wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur (Kaltim) sejak Agustus 2021 lalu. Seiring menurunnya kasus penyebaran Covid-19, PTM yang awalnya hanya berlaku 50 persen, kini sudah berjalan 100 persen. Tidak terkecuali SMPN 1 Penajam, sudah menerapkan PTM 100 persen sejak awal November ini.
Kepala SMPN 1 Penajam Budi Lestarianto mengatakan pola pembelajaran tatap muka secara penuh didasari atas rekomendasi dari satgas penanganan Covid-19. Meski begitu, protokol kesehatan secara ketat wajib diterapkan.
“Pelaksanaan PTM secara penuh sudah berjalan tiga minggu. Tentu dengan pengawasan dan penerapan prokes ketat selama berada di lingkungan sekolah,” tutur Budi usai kunjungan Dirjen Kemendukbudristek Jumeri, Jumat (26/11/2021).
Dijelaskan Budi, pada PTM terbatas siswa yang masuk mencapai 50 persen dengan durasi pembelajaran selama dua jam. Namun, untuk PTM 100 persen sudah diikuti sekitar 500 siswa SMPN 1. Meski durasi belajar belum normal, namun waktunya ditambah sampai jam 12 siang.
“Kalau pembelajaran biasa itu waktunya sampai jam 4 sore. Karena masih pandemi kita batasi sampai jam 12 saja,” terangnya.
Meski sudah berjalan penuh, namun pihaknya mengakui terkendala pada proses pengawasan, khususnya di luar sekolah. Ia mengatakan, kerumunan siswa biasanya terjadi sewaktu pulang sekolah. Kebanyakan siswa tidak langsung pulang ke rumah, tetapi memilih singgah untuk membeli jajan.
Terkait banyaknya pedagang jajanan di sekitar sekolah, pihaknya mengaku sulit melakukan kontrol. Para pedagang tersebut banyak diserbu para siswa usai sekolah.
“Para pedagang keliling itu sudah kami minta tidak berjualan di dekat sekolah dan sempat diusir Satpol PP. Awalnya bisa tapi lama-lama kembali lagi. Nah waktu siswa pulang sekolah, banyak yang mampir kesitu,” ungkapnya.
Meski sulit mengendalikan perilaku siswa, namun ia bersyukur tidak ditemukan kasus positif selama PTM terbatas maupun 100 persen. Ia mengimbau agar para siswa langsung menuju rumah tanpa harus singgah dan menimbulkan kerumunan.*
Editor: Hary T BS