Kaltimku.id, BERAU – Tanggul pengaman tambang batu bara milik PT Rantaupanjang Utama Bhakti (RUB) di kawasan Pegat Bukur, area Side Wall Selatan Pit X area konsesi perusahaan di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur (Kaltim), ambrol alias jebol, Minggu (16/5/21).
Menurut Pengawas lapangan Shift 2 Tri Sutrisno, bahwa tanggul pengaman tambang di area Side wall Selatan Pit X area konsesi PT. Rantaupanjang Utama Bhakti mengalami jebol yang diakibatkan luapan air pasang Sungai Kelay.
Berdasarkan laporan Tri Sutrisno, kepada Direktur PT. Rantaupanjang Utama Bhakti pada 16 Mei 2021 menyebutkan, air luapan Sungai Kelay yang pada beberapa hari terakhir debitnya meningkat, karena hujan di daerah hulu masuk kedalam areal Pit X sangat deras.
“Air Sungai Kelay ini memang sudah kami monitoring sejak Hari Kamis tanggal 14 Mei 2021, karena terlihat visual sudah mulai meningkat debit air Sungai Kelay tersebut,” lapornya secara tertulis.
Beberapa hal yang sudah dilakukan pada saat memantau debit air ini: 1. Melakukan penebalan tanggul di area side wall selatan Pit X 2. Memasang beberapa penerangan mengarah ke side wall Pit X 3. Melakukan penjagaan di area jalan kampung dan tanggul area konsesi PT Rantaupanjang Utama Bhakti.
Selain itu, menempatkan personel dibeberapa area yang rawan di shift 1 maupun di shift 2. Mensosialisasikan ke karyawan mengenai keadaan di area side wall selatan Pit X, agar dapat mengantisipasi bila terjadi hal yang tidak diinginkan, dan memposisikan beberapa alat ditempat yang aman
“Kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar besarnya melaporkan kejadian ini dan sampai saat ini air yang masuk ke tambang tetap continue. Kami pantau dan beberapa gambar dan video kami kirimkan berkelanjutan.”.
Akibat banjir itu merendam ratusan rumah di Kampung Bena Baru, Sambaliung. Dugaan banjir diperparah akibat jebolnya tanggul tambang batubara PT RUB, hingga ketinggian banjir lebih dari 1 meter.
Bupati Berau Sri Juniarsih meninjau lokasi banjir, hingga ke lokasi tambang batubara yang kini sudah sama rata dengan ketinggian air banjir.
“Tanggul jebol, kita perlu bicara dengan pihak perusahaan. Apalagi tambang dan sungai sudah menyatu. Mungkin, ada efek dari tanggul jebol pada kualitas air yang dikonsumsi masyarakat,” kata Juniarsih, ditemui wartawan usai peninjauan.
Ketinggian air yang merangkak naik, menyulitkan aktivitas warga setempat. “Karena air mulai ketinggian sepinggang dewasa. Kecuali masyarakat pakai perahu,” ujar Juniarsih.
Beth, kepala Kampung Benua Baru menjelaskan, Dia sudah memperingatkan perusahaan bahwa ketinggian tanggul sudah menyisakan sekitar 20 cm, dan berpotensi menjebol tanggul.
“Setelah jebol ini, Saya belum ketemu lagi pihak perusahaan, karena pimpinannya lagi cuti. Apalagi sekarang, akses listrik padam karena tiang listrik tumbang,” katanya.*