Investor Rusia Mundur, Pemkab PPU Berharap Ada Investasi Pengganti di KIB

Kepala Bagian Pembangunan Setkab Penajam Paser Utara, Nicko Herlambang mengatakan mundurnya Russian Railways di proyek kereta api karena dianggap tidak feasible.
Kepala Bagian Pembangunan Setkab Penajam Paser Utara, Nicko Herlambang mengatakan mundurnya Russian Railways di proyek kereta api karena dianggap tidak feasible.

Kaltimku.id, PPU – Proyek pembangunan jalur kereta api di Kalimantan Timur (Kaltim) mandek sejak tahun 2020. Russian Railways selaku investor, menarik diri dari pembangunan proyek senilai Rp 53 triliun tersebut. Mundurnya investor Rusia dari proyek Kereta Api Borneo lantaran dianggap tidak layak secara ekonomi.

Kepala Bagian Pembangunan Setkab Penajam Paser Utara (Kaltim), Nicko Herlambang mengatakan progres pembangunan jalur kereta api sudah masuk ke tahap pembebasan lahan. Lahan lebih kurang 200 hektar di Kawasan Industri Buluminung disiapkan untuk pembangunan stasiun kereta api beserta fasilitas penunjangnya.

Bacaan Lainnya

“Di tahun 2020 pihak Russian Railways menarik diri dari proyek Kereta Api Borneo. Alasannya karena tidak feasible bukan karena perang, kan jauh sebelum itu,” kata Nicko, Senin (7/3/2022).

Lahan yang disiapkan untuk megaproyek pembangunan jalur kereta api sekira 200 hektar di Kawasan Industri Buluminung atau KIB. Selain sebagai stasiun, luasan lahan tersebut juga akan difungsikan sebagai lokasi industri manufaktur hingga industri IT.

Dari luasan lahan tersebut, sekira 70 hektar sudah dibebaskan. Proyek pembangunan rel kereta api dengan melibatkan Pemerintah Provinsi Kaltim melalui perusahaan konsorsium PT. Kereta Api Borneo (KAB).

“Luasan lahan yang akan dipakai itu hampir 200 hektar. Dengan mundurnya Rusia maka lahan itu berpotensi mangkrak padahal sebagian sudah dibebaskan, inikan disayangkan kalau tidak sampai dimanfaatkan,” ujarnya.

Dengan kondisi itu, pemerintah daerah berharap, pihak PT KAB tetap berinvestasi di PPU. Pasalnya, lahan yang rencananya dijadikan stasiun itu bisa dialihkan untuk industri lain, seperti manufaktur maupun industri di bidang IT.

“Untuk kelanjutannya kita belum tahu, tapi kita berharap ada investor yang menggarap lahan di KIB itu,” pungkasnya.*

Editor: Hary BS

Pos terkait