Kaltimku.id, BARABAI — Pencarian korban dua nelayan hilang di Sei. Buluh, HST, berakhir. Sebab, orang terakhir bernama Fahmi (60), juga ditemukan dengan selamat dan masih hidup, Selasa sore, 23 Mei 2023.
Lokasi penemuan Fahmi berbeda dengan korban pertama, Jamsari (70). Durasi atau selisih waktu penemuan lima jam dari Jamsari yang ditemukan tim SAR Gabungan selamat dan masih hidup sekira jam 10.45 WITA.
“Korban kedua ini (Fahmi) kami temukan di daerah Ray 2, sedang Jamsari di Ray 4, kawasan danau di perairan Sei. Buluh dan sekitar ini,” ucap anggota tim Relawan yang menemukan sosok Fahmi.
Korban Fahmi, cerita Relawan seperti Sahli, Erham, Fahri, Ahliannoor dkk, ditemukan mereka terkulai lemas di jukung (perahu) bermesin tempel atau ces miliknya. Lokasinya di Ray 2, di semak semak rerumputan tebal bekas jejak atau “lunas” perahu yang dilalui Jamsari.
“Saat kami temukan, korban terbaring lemah di dalam jukung. Lalu kami bergegas menolong, membawa korban dan semua peralatannya menuju rumahnya di Sei. Buluh, RT. 02, Kecamatan Labuan Amas Utara (LAU), HST,” cerita mereka kepada insan pers.
Korban Fahmi sendiri sudah di rumahnya. Sudah bertemu istri dan anggota keluarganya. Hanya saja, ia yang hilang mencari ikan lima hari lima malam itu masih harus menjalani perawatan dari tim Kesehatan karena ada luka lecet di bagian tubuh dan dehidrasi.
Begitu pula korban pertama, Jamsari. Kakek tua itu pun sudah kembali ke rumahnya guna memulihkan kondisi fisik dan kesehatannya setelah raib lima hari lima malam di perairan danau, sungai, dan rawa rawa itu.
Sejauh pantauan awak media ini, masyarakat Sei.Buluh dan sekitar mulai ramai “menyerbu” rumah korban. Mereka tak hanya iba, tapi ingin dengar cerita mereka yang raib seolah ditelan bumi selama lima hari pencarian.
“Kami ingin melihat kondisi korban. Kami juga ingin tahu ceritanya. Kenapa korban hilang sampai lima hari dan saat ditemukan masih bisa bertahan hidup,” ucap beberapa warga.
Warga memang sangat ingin tahu ceritanya. Kenapa? Kalau misalkan mereka hilang karena kecelakaan air atau tenggelam, maka keduanya pasti meninggal dunia.
Kali ini tidak. Jamsari dan Fahmi yang hilang lima hari lima malam masih hidup. “Kami yakin mereka tidak sesat karena hafal lokasi tangkapannya. Tapi, kalau disesatkan atau disembunyikan oleh mahluk halus ke alam gaib, mungkin itu yang terjadi,” kata warga lainnya.
Benarkah asumsi di atas? Bisa jadi begitu. Yang pasti, orang terakhir yang hilang itu, Fahmi, sudah ditemukan. Diiyakan oleh Koordinator Basarnas Tabalong, Andy Surya Sinaga, dan Kalak BPBD HST, H Budi Haryanto melalui Kasi Kedaruratan dan Logistik, Fitriadi.
“Benar, korban terakhir sudah ditemukan. Saat ini, keduanya sudah kembali ke rumahnya. Masih memulihkan kondisi fisik dan kesehatan, terutama Fahmi yang harus menjalan perawatan dari tim Kesehatan,” jelas Andy Surya kepada media ini.
Terkait soal kronologis raibnya mereka, Fitri menyebut, korban belum bisa diajak bicara. “Korban belum bisa bicara, sehingga kita belum tahu bagaimana cerita mereka bisa hilang saat mencari ikan itu,” Fitri menutup bicara dengan awak media ini.*
Jurnalis: JJD