Samarinda, Kaltimku.id – Presiden Indonesia Prabowo Subianto kini tengah merealisasikan program prioritasnya Makan Bergizi Gratis (MBG) yang merupakan janji politiknya selama masa kampanye. Program tersebut berjalan secara bertahap.
Namun, belum genap 2 bulan pelaksanaan MBG berjalan di Indonesia, program tersebut telah mendapatkan kritik dari banyak pihak. Program dianggap tidak efektif, bahkan hanya menghabiskan anggaran dalam jumlah besar.
Gelombang penolakan juga sempat terjadi belum lama ini. Mahasiswa di berbagai daerah melakukan aksi untuk menolak melanjutkan MBG. Terlebih ketika sektor pendidikan tidak menjadi prioritas dibandingkan makan gratis itu.
Penolakan pelaksanaan MBG itu diikuti dengan dorongan pengalihan dana makan gratis. Agar anggaran triliunan itu, dialihkan menjadi pendidikan gratis. Hal itu yang dinilai, justru lebih dibutuhkan masyarakat.
Ketua Komisi I DPRD Samarinda Samri Shaputra mendukung masyarakat jika dana MBG untuk pendidikan gratis. Terlebih harga per-porsi Rp10-15 ribu brpum tentu cukup untuk memenuhi gizi harian setiap anak.
“Kalau itu pemerintah mau merevisi, makan siang gratis itu kita setuju dialihkan ke yang lain misalnya pendidikan gratis, itu lebih sepakat,” kata Samri.
Ia berharap program MBG tidak menimbulkan masalah lain bagi masyarakat. Sektor pendidikan haruslah tetap menjadi prioritas bagi pemerintah. Samri berharap makan gratis tidak menghilangkan hak masyarakat yang lain.
Samri juga berharap program pendidikan gratis di Kaltim yang merupakan visi misi dari Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim terpilih dapat terealisasi dengan baik. Sehingga dapat meringankan beban masyarakat Kaltim.
“Pendidikan bukan hanya soal bayar sekolah. Tapi soal buku, seragam, kan perlu biaya. Bagus dialihkan kesana saja dana MBG,” pungkasnya.***