Jurnalis – Julakku Julak Dillah
BARABAI, KALTIMKU.ID — Kecemasan masih melingkupi keluarga Yadi dan istrinya Wirih di Desa Atiran, Kecamatan Batang Alai Timur (BAT), Kabupaten HST. Pasalnya, anak perempuannya Ino (40) yang menghilang dari lahan kebun karet sejak hari Minggu (19/1/2025) belum ditemukan.
“Sampai Selasa (21/1/2025) malam, tim SAR Gabungan di lokasi belum menemukan sosok perempuan Ino,” ungkap Kepala Pelaksana BPBD HST, Ahmad Afandi melalui Kasi Kedaruratan dan Logistik, Fitriadi kepada awak media ini.
Dikonfirmasi sekira pukul 22.00 WITA, Fitriadi menyatakan, upaya pencarian pada Selasa malam dihentikan. “Dan hari ke 3 besok (Rabu ini, 22/1/2025, Red), kami masih melakukan pencarian di Desa Atiran dan sekitarnya,” tulisnya melalui pesan WA.
Fitri menyebut, BPBD HST sendiri menurunkan tim 10 orang ke lokasi sejak kejadian orang tak pulang ke rumah (hilang) itu dilaporkan Senin (20/1/2025). Mereka itu Rusdi Kani, M Nurdin, Nasrullah, M Fathullah, M Munir, Riza Pahmi, Salapuddin, Firmandika, Djudriullah dan M Riski Rahman.
Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD HST itu, sebutnya, melakukan pencarian bersama petugas TNI, Polri, aparat desa dan relawan. Namun, sejak Ino dilaporkan menghilang ke aparat desa, sosoknya belum ditemukan juga sampai sekarang.
Kronologisnya begini. Awalnya, hari Minggu (19/1/2025) sekitar pukul 07.00 WITA, Ino bersama bapaknya Yadi dan ibunya Wirih pergi ke kebun untuk menanam biji pohon karet.
Lantas sekitar pukul 10.00 WITA, ibunya mengajak Ino agar mau menjenguk keluarga yang sedang sakit ke sebuah pondok yang jaraknya lebih kurang 150 meter di kawasan pegunungan Meratus itu.
Tapi, Ino menolak. Alasannya, ia mau menanam biji pohon karet, karena bapaknya Yadi juga masih ada di lahan kebun sekitar Ino menanam biji karet.
Berangkatlah ibunya menjenguk si sakit dan meninggalkan anaknya. Lantas sekira pukul 14.00 WITA, Wirih kembali ke kebun, tapi perempuan Ino sudah tidak ada di lokasi.
Wirih bersama Yadi pun mencari cari anaknya sampai ke pondok sekitar kebun. Tapi, sosok Ino tidak ditemukan, kecuali yang ada di pondok hanya Bakul, Butah dan alat tugal untuk menanam biji karet. Parang yang Ino bawa pun raib.
Kemanakah raibnya si Ino? Ihwal hilangnya anak perempuannya itu dilaporkan orang tuanya ke aparat Desa Atiran hari Senin (20/1/2025) pagi. Sontak warga di kawasan Meratus itu geger dan ramai ramai mencari Ino, tapi belum ditemukan hingga laporannya sampai ke BPBD HST.
Sosok perempuan Ino sendiri disebut pada usia sekitar 4 tahun pernah memiliki riwayat penyakit kejang kejang. Selain itu, anak warga Desa Atiran RT. 01, RW. 01, Kecamatan BAT itu pun disebut oleh pelapor (aparat desa) mengalami keterbelakangan mental.*** (JJD)