Kaltimku.id, BALIKPAPAN — Pengaturan pedagang kaki lima (PKL) di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim) masih belum berjalan lancar, padahal sektor ini memiliki potensi menggerakkan ekonomi kemasyarakatan di tengah masih mewabahnya pandemi Covid-19.
PKL, kata Ketua Komisi II DPRD Balikpapan H Haris, memiliki potensi pemasukan bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD). Makanya, wali kota bersama DPRD sudah menyepakati peraturan daerah (Perda) penataan PKL, seperti penentuan lokasi dan jenis jualan bagi para PKL untuk mempermudah konsumen.
Menurut Haris, perlu segera penerapan perda tersebut. “Ini kan masih status PPKM level 2, jadi relaksasi masih memungkinkan. Makanya mari kita atur ulang PKL, khususnya kuliner yang banyak peminatnya,” ujarnys Sabtu (13/11/2021) kepada awak media.
Haris menyebut sejumlah lokasi PKL yang masih perlu penataan ulang, seperti di Melawai, Taman Bekapai, Lapangan Merdeka, Pasar Klandasan, Lapangan Sudirman dan Semayang. Sebelumnya tentu ada pembahasan konsep, pola pembinaan dan pengawasan pada PKL, di mana semua pihak yang terlibat harus menyepakati dan mematuhinya.
“Makanya mungkin awalnya pembinaan dulu baru pengaturan. Ini potensi bagi daerah dan PKL juga, karena mereka mendapatkan fasilitas dari pemerintah dan pendapatan saat konsumen meningkat,” tutur Haris, politikus PDIP.
Realisasi pembenahan PKL, lanjutnya, perlu sekali dilakukan, apalagi Kota Balikpapan akan menjadi penyangga utama wilayah ibukota negara (IKN) yang baru, dan akan menjadi salah satu kota tujuan dan destinasi wisata bagi orang yang akan menuju IKN. Meski kota ini tidak memiliki kekayaan sumber daya alam seperti migas dan batubara.
“Mari kita segera atur PKL. Jangan malah semua titik ada PKL-nya. Nanti yang ada malah repot ngaturnya. Itu peran satuan kerja terkait untuk segera turun ke lapangan. Agar kekuatan ekonomi PKL ini menjadi terarah. Bahkan bisa hasilkan PAD kita,” pungkas putra almarhum Haji Sappe, politikus senior kawakan Kaltim.
Pasar Klandasan, satu lokasi yang disebut Haris, memang harus segera ditata-ulang. Kuliner Coto Makassar yang berada di tepi Selat Makassar, contohnya, akan lebih elok jika ditata dengan membangun kembali kios coto tersebut, mungkin ditingkat untuk para penikmat coto di bagian atas dan bawah (kolong) dijadikan tempat parkir.*
Wartawan: Ariel S