Kaltimku.id, PPU – Pengerjaan workover sumur Blok Wailawi oleh PT. Benuo Taka Wailawi terus dipantau oleh Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, dengan mendatangi lokasi sumur 1A Wailawi. Pemerintah daerah diwakili oleh Kepala bagian Ekonomi, Durajat didampingi Kepala Seksi Ketertiban Umum Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP), Siddiq, Kamis (8/4/2021).
Workover di sumur gas eks Vico sendiri dianggap tidak melibatkan pemerintah daerah selaku pemilik kawasan. Sementara proses penggantian pipa untuk mengaktifkan kembali sumur gas, dikerjakan oleh PT. Benuo Taka Wailawi yang merupakan anak perusahaan Perumda Benuo Taka atau BUMD milik daerah.
Kedatangan Durajat ke lokasi sumur 1A untuk melihat aktivitas pekerjaan yang sebelumnya dihentikan. Pihaknya menanyakan surat pengerjaan sumur yang menjadi kewenangan SKK Migas.
“Kami ingin memastikan dan mengklarifikasi terkait surat tugas sebagai dasar mereka bekerja itu ada apa tidak, dan ternyata tidak ada,” ujar Durajat.
Meski tidak mendapatkan surat tugas dari para pekerja, namun kedatangannya bukan untuk menghentikan aktivitas mereka, seperti pada 19 Maret lalu. Hanya saja, sebagai bahan laporan kepada pimpinan untuk mendapat instruksi selanjutnya.
Selain itu, Durajat menyatakan bahwa kegiatan workover seharusnya mendapat izin pemerintah daerah. Mengingat, workover sumur gas merupakan pekerjaan beresiko menimbulkan dampak negative bagi masyarakat.
“Inikan pekerjaan berbahaya yang memiliki risiko besar. Apalagi lokasinya tidak jauh dari lokasi kantor pemerintahan,” tutur Durajat.
Sementara itu, Supervisor HSE PT. Benuo Taka Wailawi, Dimas Adi Saputro mengatakan, tidak ada perintah penghentian pengerjaan di sumur Wailawi. Sejauh ini, aktivitas di sumur gas mencakup maintenance dan moving peralatan pendukung.
“Yang kami lakukan ini bagian dari pengerjaan workover. Dan kelanjutan dari sumur sumur yang lain,” terang Dimas.
Dijelaskannya, perintah pekerjaan dari PT. BTW baru sebatas maintenance dan menyiapkan peralatan. Hal itu sebagai tahap persiapan servise untuk pengaktifan sumur. Dipastikan, sumur peninggalan PT. Vico Indonesia masih memiliki cadangan gas.
“Tidak ada perintah atasan untuk setop, ya kami jalan aja. Kondisi saat ini tekananya turun dan kami coba buil-up lagi,” ungkapnya.
Terkait kedatangan dari unsur pemerintah daerah, Dimas menyatakan setiap kejadian akan dilaporkan ke SKK Migas melalui Benuo Taka Wailawi.
“Setiap hari kita bikin report, termasuk kunjungan dari pemerintah daerah. Karena apa saja yang terjadi di lapangan itu harus di ketahui oleh SKK Migas. Terkait tindak lanjut itu kewenangan pimpinan dan kami hanya melaksanakan,” pungkasnya.*(adv)