SAMARINDA, Kaltimku.id — Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Timur, Shemmy Permata Sari, mengungkapkan keprihatinannya terhadap meningkatnya kasus kekerasan terhadap perempuan.
“Masih banyak perempuan yang enggan melaporkan kekerasan yang dialami karena berbagai kendala, terutama faktor ekonomi,” terangnya.
Menurut Shemmy, masalah ini dapat diatasi apabila perempuan memiliki keberanian untuk bicara atau “speak up” serta memiliki kemandirian ekonomi.
Sebagai salah satu wakil rakyat dari daerah pemilihan Bontang, ia berkomitmen untuk memperjuangkan pemberdayaan perempuan agar tidak hanya bisa berdiri sendiri, tetapi juga mampu melindungi diri dari tindak kekerasan.
“Perempuan harus berani speak up, ngomong agar tidak ada kekerasan yang terjadi lagi,” ujar Shemmy.
Ia menekankan pentingnya keberanian perempuan untuk melaporkan setiap bentuk kekerasan yang dialami, baik fisik maupun verbal, agar bisa mendapatkan perlindungan yang layak.
Bagi Shemmy, keberanian perempuan untuk berbicara adalah langkah awal dalam memutus rantai kekerasan. Namun, ia menyadari bahwa tidak semua perempuan merasa aman untuk berbicara karena berbagai alasan, seperti ketergantungan ekonomi pada pihak lain.
Shemmy percaya bahwa keterampilan adalah kunci bagi perempuan untuk mencapai kemandirian. Oleh karena itu, ia berencana untuk mendukung program-program pelatihan dan pemberdayaan yang dirancang khusus untuk perempuan di Kota Bontang.
Dengan memiliki keterampilan, perempuan dapat menciptakan peluang usaha sendiri atau bahkan bekerja secara mandiri. Hal ini, menurut Shemmy, tidak hanya akan membantu mereka memenuhi kebutuhan hidup, tetapi juga memberikan keberanian untuk melaporkan tindakan kekerasan tanpa takut kehilangan dukungan finansial.
“Program pemberdayaan ini tidak hanya bermanfaat dalam jangka pendek, tetapi juga mampu menciptakan dampak jangka panjang bagi keluarga dan masyarakat secara keseluruhan,” tandas Politisi Golkar ini.***