Keunikan Pasar Jumahat Bagambir di Ruas Jalan Raya Trans Kalimantan Poros Utara Kalsel

Kaltimku.id, KALSEL – Semua sopir angkutan mungkin tak ada yang tidak mengenal Pasar Jumahat Bagambir.  Sebuah pasar tradisional mingguan setiap Jumat yang  terletak di tepi ruas jalan raya Trans Kalimantan poros utara Kalsel.

Pasar tradisional Bagambir di Desa  Bamban Utara, Kecamatan Angkinang, Hulu Sungai Selatan (HSS), Kalsel,  memang agak unik dan memesona. Pasar yang ada sejak 1970-an itu merupakan pasar swadaya dan swakelola murni dari masyarakat.

Bacaan Lainnya

Tidak ada keterlibatan Pemdes Bamban Utara dalam hal penataan dan pengelolaannya. Jauh sekali dengan penarikan retribusi pasar plus pendapatan perparkirannya sebagai pemasukan kas desa.

Kenapa semua pengelolaannya ditangani masyarakat?  Ya, karena lahan atau area pasar yang luasnya sekitar satu hektare itu memang milik beberapa anggota masyarakat sekitar.

Tak heran kalau penataan petak bangunan kios dan lapak-lapak jualan  sepenuhnya menjadi milik masyarakat. Bangunan petak kios di pasar yang dinaungi pohon kariwaya atau waringin besar nan rindang itu terkesan seadanya saja. Hujan sehujan-hujannya, dan panas sepanas-panasnya.

Uniknya, pasar tradisional Bagambir ini seakan menjadi pasar sentral yang memiliki daya tarik atau pesona tersendiri. Ribuan masyarakat dari berbagai desa terdekat berjubel-jubel datang berbelanja guna memenuhi berbagai kebutuhan hidup mereka.

Para pedagang yang  berjualan pun datang dari berbagai daerah. Antara lain dari Barabai (HST), Amuntai (HSU), dan Kandangan (HSS). Bahkan, belakangan ini ada yang mengaku  datang dari Banjarmasin.

Mayoritas pedagang asal Kandangan berjualan emas dan perhiasan. Sedang pedagang dari Barabai umumnya jualan sandang dan bahan pangan lainnya (sembako), sementara  pedagang dari Amuntai biasanya menggelar dagangan anyam-anyaman, dan berbagai asesoris rumah tangga lainnya.

Hampir semua barang kebutuhan ada di pasar ini. Penjual ikan basah dan kering ada di bagian belakang sampai di bawah pohon kariwaya besar. Sedang kuliner khas rasa urang banua antara lain soto ayam, gado” plus sate ayam dan itik.

Tukang cukur juga ada. Sedang peralatan elektronik ada di bagian depan. Yang membuat ramai pasar ini justru di bahu jalan raya ini. Di sana sda pasar ternak ayam dan itik, obat-obatan tanaman, dan campur aduk barang lainnya.

Tak cuma itu. Di seberang jalannya pedagang menggelar berbagai macam beras yang juga bercampur dengan barang dagangan lainnya.

Ramainya Pasar Bagambir ini seakan mengalahkan pasar-pasar tradisional lainnya seperti di ibukota Kecamatan Angkinang (HSS) atau di Haruyan (HST) dan lainnya. Sebab, letak pasar ini strategis dikelilingi beberapa desa terdekat, baik di wilayah HST atau desa-desa di daerah HSS sendiri.

Ribuan pengunjung yang datang itu sontak menjadi pesona tersendiri dari berbagai kalangan. Terutama para sopir angkutan yang hilir mudik dari dan ke Kalsel, Kaltim dan Kalteng.

Kenapa? Hampir saban minggu setiap Jumat antara pukul 08.00 — 11.00 WITA  kemacetan lalu lintas terjadi.  Antrean puluhan bahkan ratusan kendaraan yang hilir mudik di ruas Trans  Kalimantan itu selalu terkesan bagai seekor ular panjang.

Namun, selepas jam-jam sibuk itu kemacetan lalu lintas yang kadang diatur petugas Dishub dan kadang tidak,  sudah normal kembali seperti biasa. Nah, begitulah sedikit keunikan pasar tradisional yang satu ini, Pasar Bagambir.*(JJD)

Pos terkait