Ayah Tega Siram Anak Air Panas, Iwan: DPRD Sudah Menggagas Perda Tentang Pertahanan Keluarga

Kaltimku.id, BALIKPAPAN – Seorang ayah kandung tega menyiram air panas ke tubuh anaknya yang masih berusia 9 tahun, dan itu membuat
Warga Kota Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim) heboh sekaligus mengutuknya.

Kejadian tersebut banyak mengundang perhatian berbagai pihak, tidak terkecuali anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Balikpapan, Iwan Wahyudi.

Bacaan Lainnya

Wakil Ketua Komisi IV ini mengatakan, kejadian tersebut merupakan suatu yang sangat memperihatinkan bagi semua. Kasus ini memang perlu mendapatkan perhatian khususnya Pemerintah Kota Balikpapan.

“Atau dinas terkait yang membidangi Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Balikpapan, untuk terus memberikan sosialisasi kepada RT, Lurah dan Kecamatan agar anak-anak ini mendapatkan perlindungan yang baik” kata Iwan saat ditemui Awak Media di ruang kerjanya, Selasa (21/09/2021).

“Karena memang ujung tombak berkaitan semua permasalahan ini adalah ketahanan keluarga, karena ketika pertahanan keluarga yang terakhir ini jebol, yang akan menjadi korban ini adalah anak-anak kita,” lanjut politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Menurut Iwan, panggilan akrabnya, bahwa DPRD Kota Balikpapan juga sudah menggagas Peraturan Daerah (Perda) tentang pertahanan keluarga tersebut dan ini perlu dorongan oleh semua pihak agar dapat terlaksana.

Sehingga dalam hal ini tidak hanya Pemkot saja yang berperan, melainkan peran serta masyarakat juga sangat penting untuk terlibat dalam pengawasan, mengontrol agar masa depan anak-anak ini ke depan bisa dapat terjaga dengan baik.

“Kemudian kami juga meminta kepada aparat penegak hukum untuk bertindak tegas, agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali dan sebagai efek jera,” tegas Iwan.

Lanjut Iwan, korban kekerasan terhadap anak ini, akan berdampak pada psikolog anak dan trauma yang membekas. Oleh karena itu untuk korban perlu mendapatkan pendampingan dari Pemerintah Kota untuk memberikan kesembuhan dari sisi mental.

“Jadi tidak hanya mengobati secara fisik saja melainkan juga mentalnya akibat trauma yang dialami. Sehingga jangan sampai akibat trauma yang mendalam berdampak pada anak menjadi anti sosial, ini yang sangat membahayakan,” pungkasnya.*

Wartawan: Ariel S

Pos terkait