Kepsek Akui Murid Kelas Akhir di Sekolahnya yang Bermain Kartu Domino

Kepsek Reni Marlina

Balikpapan, Kaltimku.id — Kepala Sekolah (Kepsek) Menengah Pertama Negeri di kawasan Gunung Bakaran, Balikpapan Selatan mengakui jika beberapa muridnya yang duduk di kelas akhir, melakukan permainan kartu domino dengan dugaan taruhan uang.

“Iya, mereka memang murid-murid didik kami yang duduk di kelas akhir, menunggu hasil kelulusan dan akan melanjutkan pendidikan mereka ke jenjang yang lebih tinggi,” ujar sang Kepsek, Reni Marlina, S.Pd, M.Pd saat ditemui media ini, Senin, 2 Juni 2025.

Bacaan Lainnya

Beberapa waktu sebelumnya, beredar foto dan video yang diunggah platform media sosial Whatsapp atau WA  mengenai beberapa murid sedang bermain kartu domino dengan dugaan taruhan uang. Mirisnya lagi, murid-murid tersebut masih mengenakan pakaian olahraga sekolah mereka.

Tentu saja hal tersebut  membuat kaget berbagai kalangan seperti Kepala Sekolah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dengan apa yang dilakukan sejumlah murid tersebut.

Selaku kepsek, Reni Marlina tak mengelak, bahwa benar siswa yang terlibat permainan itu adalah anak didiknya yang kebetulan akan melanjutkan lagi ke jenjang SLTA. “Jadi anak anak itu kelas 9 yang sebentar lagi akan menghadapi kelulusan,” terang Reni Marlina.

“Mereka semua kelas 9 awalnya memang disuruh pulang ke rumah masing masing oleh gurunya setelah kegiatan gladi bersih untuk acara syukuran telah berakhirnya kegiatan belajar untuk siswa kelas 9, tetapi kemudian ada beberapa dari mereka malah berkumpul dan melakukan permainan yang tidak kami duga. Setelah mendapatkan laporan dari salah satu warga kesiswaan, humas, satpam datang ke tempat kejadian,” ungkap Reni dengan nada bijak.

“Kami pihak sekolah tidak tahu kalau ada siswa kelas 9 dan kebetulan masih memakai kaos seragam sekolah yang seharusnya sudah di rumah justru berkumpul melakukan kegiatan bermain kartu,” tambahnya.

Reni pun mengakui jika dirinya ditanya oleh Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Guru Sekolah Menengah Pertama (PGSMP)  dimana Kabid mendapatkan informasi dari Kepala Dinas terkait adanya siswa yang merupakan anak didiknya melakukan tindakan mencemarkan nama baik sekolah. Mereka dipanggil ke sekolah bersama orang tuanya masing masing.

“Kami pertemukan mereka dengan guru dan wali muridnya dan diberikan arahan wejangan agar perbuatan tersebut tidak terulang lagi di kemudian hari,” terang Reni Marlina, yang telah 8 bulan menjabat kepala sekolah  di sekolah tersebut.

Reni Marlina juga menjelaskan kejadian serupa bisa saja terjadi di sekolah lain, dan mungkin karena anak anak didiknya ketemu apesnya, terciduk dan direkam yang kemudian beredar di medsos.

“Kami bersyukur setelah kejadian pemberitaan di media dengan sigap kami panggil anak anak dan wali muridnya untuk segera diberikan arahan. Tidak ada laporan ke pihak berwenang sehingga anak anak diciduk petugas dan ditahan,” pungkasnya.* (YUN)

Pos terkait