Yayasan Lamin Mahakam Mandiri Kaltim Menyerahkan Bantuan Pendidikan Kepada Pelajar dan Mahasiswa

BALIKPAPAN, Kaltimku.id — Sebagai bentuk kepedulian yang tinggi kepada dunia pendidikan, Yayasan Lamin Mahakam Mandiri Kalimantan Timur, menyerahkan bantuan pendidikan kepada mahasiswa dan pelajar, Senin (1/4/2024) di Hotel Bahana Surya Balikpapan, Kalimantan Timur.

Bantuan pendidikan berupa dana pembinaan diserahkan oleh Ketua Dewan Pembina Ir Kashariyanto MBA dan Ketua Yayasan Muhammad Yusuf Alifriyanto, S.T secara simbolis kepada perwakilan SMP, SMA/SMK dan Mahasiswa, yang dilanjutkan dengan Buka Puasa Bersama.

Bacaan Lainnya

Komitmen terhadap dunia pendidikan sudah merupakan program bagi Yayasan Lamin Mahakam Mandiri Kaltim yang berdiri sejak tahun 1996 ini, dan telah dilaksanakan setiap tahun.

Pembina Yayasan Lamin Mahakam Mandiri Kaltim Rosmahariyanti Fatimah Saat Memberikan Bantuan

Menurut Ketua Dewan Pembina Ir Kashariyanto MBA, tujuan kepedulian ini adalah membantu anak didik yang mempunyai semangat untuk maju. Tapi tidak mampu dan tidak tercover dalam Program Bea Siswa manapun. Atau mungkin terlewatkan dari perhatian pemerintah maupun pihak swasta.

Selain itu, kegiatan yayasan juga meringankan pembelian sembako terutama beras sudah 3 tahun berjalan dan hampir 8 ton diedarkan. Membantu Orang Tua Jompo dalam hal kesehatan dan lainnya, yang sudah tidak dirawat lagi oleh anak-anaknya. Mengenai sumber dana selain dari donatur, teman sejawat dan keluarga. Hingga saat ini belum ada partisipasi dari Pemerintah baik Provinsi maupun Kota/Kabupaten.

Sementara itu Ketua Yayasan Lamin Mahakam Mandiri Kalimantan Timur Muhammad Yusuf Alifriyanto, S.T mengatakan dunia pendidikan merupakan sarana yang tepat untuk menciptakan Sumber Daya Manusia (SMD) yang berkualitas. Namun demikian, dengan tingginya teknologi perlu adanya pengawasan khususnya dalam etika dan moral dunia pendidikan harus dilakukan pengawasan yang lebih ketat.

Ketua Yayasan Lamin Mahakam Mandiri Kaltim M. Yusuf Alifriyanto ST Saat Menyerahkan Bantuan

“Pengawasan dalam dunia pendidikan khususnya mengenai etika dan moral harus dilakukan dengan super ketat, ini sangat penting sekali, “tegas Muhammad Yusuf yang belum lama ini dilantik sebagai Pejabat IKN yakni Pembina Jasa Kontruksi Ahli Pertama Pada Direktorat Pengelolaan Gedung, Kawasan dan Perkotaan, Deputi Bidang Sarana dan Prasarana.

Hal senada juga disampaikan salah satu anggota Dewan Pembina Rosmahariyanti Fatimah.   Dengan tidak adanya pembinaan etika dan mental kepada anak didik, maka nantinya akan muncul seorang anak yang lupa akan orang tuanya.

“Pembinaan etika dan moral sangat penting dilakukan dalam dunia pendidikan. Sehingga tidak ada anak yang lupa akan orang tuanya,” tegas Rosmahariyanti Fatimah yang pernah mewakili Kaltim dan Indonesia di Jambore Dunia sebagai Komandan Indonesia.

Baik Muhammad Yusuf Alifriyanto maupun Rosmahariyanti Fatimah yang terbilang masih muda namun mempunyai pola pikir cemerlang dalam  mengurus yayasan ini menghimbau kepada komponen masyarakat, pemerintah ataupun pihak swasta, agar ikut membantu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui sektor pendidikan.

Walaupun dalam UUD 1945 bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab negara, namun demikian peran masyarakat juga sangat dibutuhkan. Sehingga terjadi sinergi antara pemerintah dan masyarakat dalam memajukan dunia pendidikan di Indonesia.

“Tentunya kita tidak ingin kualitas dan kuantitas pendidikan di Indonesia tertinggal dari negara-negara lain, khususnya di kawasan Asia Tenggara. Pendidikan kita seharusnya berada diatas mereka, bukan malah tertinggal,” ungkap Yusuf maupun Rosmahariyanti kepada media ini usai kegiatan.

Kashariyanto yang cukup lama bergelut di dunia pendidikan melalui Ikatan Alumni Keluarga Pelajar Mahasiswa Kalimantan Timur (IA-KPMKT) ini menambahkan. Pendidikan di Indonesia harus mempunyai konsep dan tujuan yang cerdas, paling tidak memiliki Rencana Strategis (Renstra) Pendidikan yang jelas. Sehingga saat peserta didik keluar dari bangku sekolah, langsung mendapatkan tempat yang layak di dunia Industri. Seperti halnya SMK, jangan sampai setelah menyelesaikan studinya mereka menjadi pengangguran. Paling tidak dapat menciptakan lapangan pekerjaan.*** (Edy)

Pos terkait