Masih Misteri Raibnya Air Waduk Telaga Sari, DPU Balikpapan Terus Lakukan Investigasi

Kaltimku.id, BALIKPAPAN – Sebulan sudah raibnya air yang berada di Waduk Telaga, Gunung Pasir, namun masih belum diketahui secara pasti sebab musabab mengeringnya waduk tersebut.

Genangan air di Waduk Telaga Sari yang berlokasi di kawasan antara Jalan Piere Tendean – Martadinata, Balikpapan Tengah, Kota Balikpapan, mendadak kering sejak 17 Mei 2021 lalu.

Bacaan Lainnya

Pihak Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim) mengaku masih terus melakukan tahap investigasi, seperti yang dituturkan Rita, Kabid (Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) DPU.

Kabid SDA DPU Balikpapan, Rita

Kabid SDA DPU Balikpapan itu menyebutkan, tahapan investigasi untuk mengetahui hilangnya air di waduk Telaga Sari masih berlanjut.

“Saat ini, tahapan investigasi sudah dilakukan, semua data baik dari Georadar, Geolostrik dan Geologi masih menunggu hasil pembacaan data Georadar yang diolah,” kata Rita saat dihubungi di ruang kerjanya, Jumat (18/6/2021).

DPU Balikpapan sendiri saat ini tengah membuat kisdam (konstruksi bangunan air yang bersifat sementara, berfungsi supaya air sungai tidak masuk ke dalam galian) dengan melakukan pemasangan Sand Bag (karung berisi pasir) di areal waduk Telaga Sari.

Selain itu, DPU Balikpapan sudah melakukan pengambilan contoh tanah dengan melakukan pengeboran di tiga titik dalam
areal waduk dengan kedalaman sekitar 20 meter.

Rita menambahkan, tiga titik pengeboran yang dilakukan, yakni di area depan Pelimpah (Spillway), depan pintu air bagian Hulu dan di bagian hilir Kolam Olah.

“Dari hasil penyelidikan Geologi saat ini, terdapat lapisan kedap berada di kedalaman 18,30 meter,” katanya lagi.

Pihaknya juga sudah meminta kepada Perumda Tirta Manuntung (PDAM) dan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Club untuk menanyakan sumur dalam yang berada di lokasi bendali. Hal tersebut dilakukan untuk pelengkap data dalam melakukan investigasi.

“Jadi yang kita ambil data dari Perumda Tirta Menuntung yakni kedalaman pompa debit perbulannya,” ucap Rita, serays menjelaskan, pihaknya saat ini tengah menunggu hasil pembacaan Georadar untuk mengetahui area mana yang akan ada celah.

Disinggung mengenai dampaknya untuk masyarakat sekitar, Rita menjelaskan hasil dan dampak harus diketahui dengan melihat jarak berapa dari bendali yang mengeluarkan air dari semen jalan atau lantai rumah.

“Jadi untuk penanganan sementara dengan pembuatan Kisdam berupa pemasangan Sand Bag untuk mengarahkan air agar tidak kembali ke lubang, sehingga tidak membuat rongga-rongga yang lebih besar,” tutupnya.*

Pos terkait