Nasib Veteran dan Tugu 13 November 1945 yang Terpinggirkan

Kaltimku.id, BALIKPAPAN — Tiap tanggal 10 November, bangsa Indonesia senantiasa memperingati Hari Pahlawan. Begitu juga dengan tahun ini (2021), meski masih dalam suasana pandemi Covid-19. Tapi apakah cukup hanya memperingati hari bersejarah itu saja, tanpa mau peduli dengan nasib para pejuang/pahlawan?

“Di hari pahlawan, saya  berharap pemkot Balikpapan memperhatikan nasib juga kesejahteraan para veteran yang masih hidup di usia senja nya,” ujar Maulidin, seorang cucu pejuang Kota Balikpapan, Sabtu (13/11/2021).

Bacaan Lainnya

Maulidin mengaku sangat prihatin tidak saja terhadap para veteran yang masih hidup, tapi juga kondisi kantor LVRI (Legiun Veteran Republik Indonesia) yang cuma dipinjam pakai di sekitar terminal Balikpapan Permai (BP).

Maulidin, cucu pejuang Kota Balikpapan

“Tolong diperhatikan, dulu kita punya sekretariat LVRI yang luas dan representatif di Jl Dondang.  Dulu bahkan bisa dipakai buat upacara Agustusan  dan hari bersejarah lainnya.  Sekarang kantor veteran cuma sebuah bangunan ruko (rumah toko) yang menurut hemat kami tidak pantas, apalagi para pengurus LVRI yang sudah sepuh harus naik turun tangga. Tolong pemkot Balikpapan dicarikan solusi kantor dan sekretariat yang pantas buat LVRI,” pintanya.

Selain itu, Maulidin juga mengingat Tugu Perjuangan 13 November 1945, salah satu simbol perjuangan heroik pejuang di Balikpapan, dipindahkan Pertamina ke kawasan Balai Gembira dari lokasi awal di sekitaran Pintu V, imbas perluasan proyek RDMP.

“Seharusnya Pertamina juga pemkot peduli kalau sekarang kasihan, masa’ tugu yang juga simbol heroiknya perjuangan di Balikpapan saat ini bersebelahan dengan tempat cucian motor. Dimana rasa penghormatan kita atas jasa pahlawan di Balikpapan?”

Sudah selayaknya, tambah Maulidin, bundaran yang dibangun Pertamina di seputaran Karang Anyar dijadikan tugu 13 November di tengahnya, karena lokasi tersebut adalah sejarah perjuangan di Balikpapan pada  13
November 1945.

“Pertamina harus ingat mulai dari sejarah BPM
hingga jadi Pertamina yang merupakan BUMN terbesar di Indonesia sudah sepantasnya tidak melupakan sejarahnya di Kota Balikpapan, dan kami yakin mayoritas warga Balikpapan juga keturunan anak cucu pejuang Balikpapan akan bangga kalau cita-cita gagasan ini diwujudkan,” imbuh Maulidin.*

Pos terkait