Pandemi Pengaruhi Pembangunan Fasilitas Cuci Darah RSUD PPU

Kaltimku.id, PPU – Peletakan batu pertama (groundbreaking) gedung sebagai ruang proses pencucian darah (Hemodialisa) dilaksanakan sejak 8 Oktober 2020, oleh Bupati PPU Abdul Gafur Mas’ud (AGM). Namun
Pembangunan gedung Hemodialisa RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) Ratu Aji Putri Botung (RAPB) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur (Kaltim) tertunda akibat Covid-19.

Gedung Hemodialisa rencana dibangun oleh pihak ketiga dengan skema kerjasama investasi. Pasca peletakan batu pertama, gedung tempat ruang cuci darah pasien itu, diproyeksikan bisa berfungsi pada semester pertama tahun ini. Namun, hingga kini progres kelanjutan gedung tersebut belum nampak.

Bacaan Lainnya

“Kami terus melakukan koordinasi dengan pihak ketiga terkait kelanjutan gedung hemodialisa itu. Sampai saat ini mereka juga bisa memutuskan kapan pembangunan itu akan dilanjutkan,” ujar Direktur RSUD Ratu Aji Putri Botung Kabupaten PPU, Lukasiwan Eddy Saputro, Jumat (10/9/2021).

Menurut Lukas, tertundanya pembangunan gedung unit cuci darah akibat dipengaruhi situasi pandemi Covid-19. Hal itu berdasarkan surat dari pihak ketiga, kepada RSUD PPU. Pembangunan gedung hemodialisa sebagai peningkatan fasilitas layanan kesehatan bagi masyarakat. Sehingga jika terjadi peningkatan pasien cuci darah tidak harus dirujuk ke luar PPU.

Berdasarkan perencanaan, Gedung Hemodialisa berukuran 38×23 meter persegi tersebut memiliki 24 ruangan, terdiri dari ruang tunggu pasien, perawat hingga ruang observasi. Kapasitas layanan cuci darah dapat menampung 20 tempat tidur dengan 25 unit mesin cuci darah.

“Layanan cuci darah di kami sudah ada. Tapi setidaknya, dengan tambahan fasilitas itu layanan cuci darah akan semakin baik. Saya berharap secepatnya direalisasikan,” pungkas Lukas.*

Wartawan: Yudi

Pos terkait