Pegadaian Mengetuk Pintu Langit, Wilayah IV Balikpapan Gelar Khitanan Massal Gunakan System Khitan Terbarukan

Kaltimku.id, BALIKPAPAN — Suara lengkingan dan tangis mewarnai pelaksanaan khitanan massal di Aula Kantor Pegadaian Wilayah IV Balikpapan,  Jalan Jenderal Sudirman, Kalimantan Timur (Kaltim) yang membawahi 5 area di Kalimantan pada Ahad, 21 Agustus 2022.

Khitan massal bagi 105 anak beragam usia yang dihelat Pegadaian Wilayah IV Balikpapan berkaitan dengan program CSR Pegadaian 2022 dan bertepatan dengan HUT RI ke 77, dengan mengambil tema “Mengetuk Pintu Langit”, dan digelar secara serentak di seluruh kantor wilayah (kanwil) di Indonesia.

Bacaan Lainnya

Pimpinan PT Pegadaian Wilayah IV Balikpapan, Hermawan Aries Andi didampingi Rudianto, Kepala Bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), Manager Humas dan Protokol PT Pegadaian Wilayah IV Balikpapan Fariz Fauzan menjelaskan kepada awak media, mereka yang dikhitan merupakan anak-anak keluarga karyawan, nasabah dan warga sekitar.

Pimpinan Pegadaian Kanwil IV Balikpapan, Hermawan Aries Andi (kedua dari kanan) bersama anak yang telah dikhitan

“Setiap kanwil ditargetkan mengkhitan sejumlah 99 anak, jadi dari 12 kanwil, maka ada 1188 anak yang dikhitan dengan tema ‘mengetuk pintu langit’,” jelas Hermawan Aries Andi di sela pelaksanaan khitan. Pria asal Malang, Jawa Timur (Jatim) tersebut juga menyebutkan pihak Pegadaian bekerja sama dengan YKP (Yayasan Kesejahteraan Pegadaian) Permata.

Dokter Syaiful Arifin M. Biomed yang mewakili  YKP Permata menuturkan, pelaksanaan khitan massal menggunakan system terbaru dan mengerahkan sebanyak 18 tenaga medis, di antaranya 9 dokter dan 9 perawat,

“Khitanan massal yang digelar ini tampak berbeda, pasalnya tidak banyak anak yang dikhitan merasakan kesakitan, karena kami menggunakan system baru yang lebih modern dan pertama kali di Kalimantan, yakni Combo Sealer atau Cauter Estetik,” ujar dr Syaiful Arifin yang baru kali pertama menjejak Kota Balikpapan.

Dari kika: Rudianto,  Hermawan Aries Andi, dr Syaiful Arifin dan di belakang Fariz Fauzan

“Saya cukup terkesan dengan Balikpapan,” katanya, seraya menanyakan masakan khas kota ini. Menurutnya, system khitan ini cukup mahal, namun pihaknya tak mempermasalahkan hal tersebut, karena lebih fokus pada sosialnya.

Dijelaskan dr Syaiful Arifin, dengan system klem terbarukan tersebut proses penyembuhan dan pemulihan setelah khitan hanya membutuhkan waktu dua hari, karena prktek khitan tanpa suntik, tanpa jahit dan tanpa perban.

“Jaman dulu khitan baru sembuh sekitar seminggu bahkan lebih, banyak luka dengan digunting dan dijahit, tapi kalau ada yang menjerit itu karena anak-anak agak tegang,” ungkapnya, dan menerangkan, system ini baru dikenalkan dan ada di Jakarta, Surabaya dan Semarang. Menurutnya lagi, biaya normal system ini kisaran Rp 2 juta.

Sedangkan, Rudianto menjelaskan, peserta khitan merupakan anak nasabah, anak dari keluarga kurang mampu (dhuafa). Seluruh peserta khitanan massal selain gratis juga mendapatkan uang saku, sarung, tas, peci dan buku tulis.

“Pegadaian Kanwil IV Balikpapan menggelar khitanan massal ke enam dari total 12 kanwil di seluruh Indonesia. “Setelah ini menyusul kanwil Medan, Sumatra Utara,” jelas Rudianto.

Kegiatan yang mendapat antusias dari peserta khitan tersebut tidak menutup kemungkinan akan digelar di kantor cabang Pegadaian tiap kota.*

Pos terkait